Akhirnya ada lagi film anak Indonesia di liburan sekolah ini, yaitu Kulari ke Pantai. Film bermutu dari Miles Production tentu saja wajib ditonton. Saya dan keluarga menonton film ini 2 kali. Rasanya sayang kalau tidak ditulis, supaya suatu saat kalau lupa bisa baca tulisan sendiri.
Pertama kali nonton film Kulari ke Pantai (KKP), saya sungguh terpesona dengan film ini. Begitu juga dengan anak saya. Serunya lagi, saya beruntung menang kuis di sosial media salah satu sponsor film ini. Hadiahnya tiket nonton bareng dan acara "meet and greet" pemainnya di XXI Senayan City. Wah, anak saya semangat sekali ikut acara ini.
Nonton film ini di dua hari Minggu berturut-turut memberi kesan tersendiri. Selain dari segi cerita film, anak saya bisa bertemu langsung dengan pemeran Sam (Maisha Kanna) dan Happy (Lil'li Latisha). Tambahan goodybag dengan CD Original soundtrack filmnya. Pas banget untuk menutup liburan panjang anak.
Kulari Ke Pantai (KKP) bercerita tentang seorang anak perempuan yang lincah dan hobi surfing bernama Samudra Biru. Samudra, biasa dipanggil Sam, tinggal di Rote. Rumahnya berada di dekat pantai sehingga tiap hari bebas menikmati indahnya pantai dan surfing.
Saking hobi surfing, dia mengidolakan surfer perempuan ternama, Kailani Johnson. Suatu hari Sam dan keluarganya berkunjung ke Jakarta untuk menghadiri pesta ulangtahun Grandma. Mereka juga berencana untuk melakukan roadtrip dari Jakarta menuju G-land, pantai dimana Sam bisa bertemu dengan Kailani Jhonson.
Di rumah Grandma, Sam bertemu dengan keluarga besar dan sepupu-sepupunya. Ada seorang sepupu perempuan yang seumuran dengannya, yaitu Happy. Sam pernah tinggal bersama saat kecil bersama Happy dan adiknya, Gilang.
Pertemuan Sam dan Happy tidak berjalan mulus. Perbedaan karakter dan kebiasaan yang sangat jauh membuat mereka berkonflik. Sam akrab "bergaul" dengan pantai Rote yang berombak bagus dan teman-temannya. Sedangkan Happy adalah anak Metropolitan yang akrab "bergaul" dengan gadget dan dunia sosial media kekinian.
Konflik yang timbul mulai menajam ketika mama Happy ingin menitipkan anaknya dalam roadtrip tersebut. Sam tidak suka karena ingin melakukan roadtrip berdua bersama ibunya saja. Begitu juga Happy, dia tidak suka jalan-jalan ke alam dan memilih bergaul bersama gengnya. Setelah melewati negosiasi akhirnya masing-masing berkompromi dengan kepentingannya. Happy fokus untuk bertemu dengan Kailani Johnson, sedangkan Sam terpaksa ikut demi sebuah tiket konser bersama geng Glamgirls sesuai janji mamanya.
Perjalanan panjang seorang ibu bersama 2 anak perempuan ternyata penuh drama seru, lucu, dan menarik. Meskipun masing-masing punya tujuan, tapi banyak kejadian yang tak terduga di perjalanan sebagai bagian proses adaptasi antara kedua sepupu tersebut.
Dalam film ini banyak adegan-adegan yang membuat kita miris, tersenyum, dan tertawa. Banyak tokoh dengan karakter yang menarik anak. Ada kakak Dani, kakak Baruna, pak Mukidi, Wahyu, mama Mela, dan grup Ordinary girl. Anak saya pun bolak-balik tertawa kencang. Sungguh film ini menghibur dan menyenangkan untuk anak-anak.
Jika kita tonton secara keseluruhan, selain menghibur film ini juga memberi pesan untuk mengenal dan mencintai Indonesia dengan cara yang sederhana. Lewat travelling sepanjang 1025 km dari pulau Rote ke G-land, kita diajak untuk lebih mengenal seperti apa negara kita yang sebenarnya.Â
1. Alam Indonesia yang indah
Film ini mengenalkan kita pada kepingan surga yang ada di alam Indonesia. Pulau Rote, pantai Watukarung Pacitan, Taman Nasional Gunung Bromo, Taman Nasional Baluran, dan G-land (pantai Plengkung). Ternyata banyak wisata alam yang tak kalah indah. Pantai-pantai yang eksotis dengan ombak yang disukai pesurfer, pemandangam sunrise yang magical, dan juga padang savana seperti di Afrika.
Rasanya dengan kondisi infrastruktur seperti sekarang, roadtrip adalah hal yang sangat mungkin untuk bisa dinikmati. Saat menonton film ini, saya pun jadi teringat roadtrip keluarga kami. Pulau Jawa sih baru sampai Malang. Terakhir liburan kemarin menjelajah Sulawesi Selatan. Hmmm... roadtrip itu menyenangkan!
2. Kuliner Indonesia yang enak
Sepanjang film ini, beberapa kuliner khas daerah ditonjolkan. Mulai makanan ringan seperti keripik-keripik yang dibeli ibu Uci di rest area, sate kambing pak Gondrong Cirebon, dan kuliner Surabaya.Â
Adegan di sate pak Gondrong sangat diingat anak-anak. Selain lucu, pesan bahwa kuliner Indonesia itu enak juga sangat terasa. Happy yang sepertinya tak biasa makan di warung tidak antusias mencoba sate. Namun begitu dia mencoba gigitan pertama langsung melotot tak percaya dengan rasa satenya yang enak!
3. Bahasa Indonesia
Happy di film ini lebih suka berbahasa Inggris. Kalau menurut saya, Happy bukan "sok Inggris" tapi sudah terbiasa berbahasa Inggris. Pergaulan di sekolah dan teman-temannya untuk anak Metropolitan seperti Happy -- yang lebih sering berbahasa Inggris-- adalah hal yang biasa. Tapi tetap bisa berbahasa Indonesia.
KKP ini menggambarkan kondisi ini secara berimbang. Pun pesannya, ketika Dani dan Baruna memberi nasehat kepada Happy supaya lebih banyak berbahasa Indonesia supaya tidak lupa bahasa sendiri. Tapi di sisi lain, hampir semua tokoh di film ini bisa dan mengerti bahasa Inggris. Termasuk Wahyu, anak pak Mukidi di Temanggung.
4. Budaya dan bahasa daerah
KKP juga sarat dengan berbagai budaya dan bahasa daerah. Dimulai dari Sam dengan bahasa Rote, kita jadi tahu "Sa" atau "Be" adalah singkatan dari kata "Saya" atau "Beta". Setelah itu berpindah ke Jawa dengan bahasa Jawa yang medok.Â
Film ini juga menampilkan tarian tradisional Banyuwangi, yaitu tari Gandrung. Ikon kota Banyuwangi yang berupa patung penari Gandrung di pinggir laut pun ditunjukkan sempurna di film ini. Hmmm... saya pun baru tahu kota Banyuwangi dan tari Gandrungnya hehe
5. Karakter bangsa
Beberapa adegan di KKP menggambarkan bahwa orang Indonesia ramah dan suka membantu. Ketika ban mobil kempes, ketika ibu Uci bertanya keberadaan Happy, dan puncaknya ketika Sam dan Happy menolong anak yang sakit usus buntu. Klimaks dari film ini jelas, demi kemanusian dan cinta sesama, Sam merelakan tidak bertemu dengan Kailani Johnson. Begitu juga Happy, ibu Uci, kakak Dani, dan temannya saling membantu demi mengantar ke rumah sakit. Meskipun tak jadi bertemu Kailani Johnson, tapi mereka (terutama Sam) bahagia sudah melakukan hal yang baik.
Dari kelima poin diatas, lewat film ini kita jadi lebih mengenal negara kita sendiri, Indonesia. Indah alamnya, beragam bahasa dan budaya, dan keramahannya.Â
Lewat travelling sejauh 1025 km, Sam dan Happy ingin mengajak anak-anak Indonesia untuk lebih mencintai Indonesia. Termasuk film-film untuk anak Indonesia tentunya. Ohya, lagu-lagu soundtrack film ini juga bagus dan keren.Â
Hmm... dari instagram Miles production, beberapa hari kemarin sudah tembus lebih dari 400.000 penonton. Menurut saya pribadi, film ini memang wajib ditonton sih.
Cikarang, 19 Juli 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H