Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film "Kulari ke Pantai", Sebuah Ajakan untuk Mencintai Indonesia melalui Travelling

19 Juli 2018   16:00 Diperbarui: 19 Juli 2018   16:16 1052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kulari ke Pantai (foto pribadi)

Jika kita tonton secara keseluruhan, selain menghibur film ini juga memberi pesan untuk mengenal dan mencintai Indonesia dengan cara yang sederhana. Lewat travelling sepanjang 1025 km dari pulau Rote ke G-land, kita diajak untuk lebih mengenal seperti apa negara kita yang sebenarnya. 

1. Alam Indonesia yang indah

Film ini mengenalkan kita pada kepingan surga yang ada di alam Indonesia. Pulau Rote, pantai Watukarung Pacitan, Taman Nasional Gunung Bromo, Taman Nasional Baluran, dan G-land (pantai Plengkung). Ternyata banyak wisata alam yang tak kalah indah. Pantai-pantai yang eksotis dengan ombak yang disukai pesurfer, pemandangam sunrise yang magical, dan juga padang savana seperti di Afrika.

Rasanya dengan kondisi infrastruktur seperti sekarang, roadtrip adalah hal yang sangat mungkin untuk bisa dinikmati. Saat menonton film ini, saya pun jadi teringat roadtrip keluarga kami. Pulau Jawa sih baru sampai Malang. Terakhir liburan kemarin menjelajah Sulawesi Selatan. Hmmm... roadtrip itu menyenangkan!

2. Kuliner Indonesia yang enak
Sepanjang film ini, beberapa kuliner khas daerah ditonjolkan. Mulai makanan ringan seperti keripik-keripik yang dibeli ibu Uci di rest area, sate kambing pak Gondrong Cirebon, dan kuliner Surabaya. 

Adegan di sate pak Gondrong sangat diingat anak-anak. Selain lucu, pesan bahwa kuliner Indonesia itu enak juga sangat terasa. Happy yang sepertinya tak biasa makan di warung tidak antusias mencoba sate. Namun begitu dia mencoba gigitan pertama langsung melotot tak percaya dengan rasa satenya yang enak!
3. Bahasa Indonesia

Happy di film ini lebih suka berbahasa Inggris. Kalau menurut saya, Happy bukan "sok Inggris" tapi sudah terbiasa berbahasa Inggris. Pergaulan di sekolah dan teman-temannya untuk anak Metropolitan seperti Happy -- yang lebih sering berbahasa Inggris-- adalah hal yang biasa. Tapi tetap bisa berbahasa Indonesia.

KKP ini menggambarkan kondisi ini secara berimbang. Pun pesannya, ketika Dani dan Baruna memberi nasehat kepada Happy supaya lebih banyak berbahasa Indonesia supaya tidak lupa bahasa sendiri. Tapi di sisi lain, hampir semua tokoh di film ini bisa dan mengerti bahasa Inggris. Termasuk Wahyu, anak pak Mukidi di Temanggung.

4. Budaya dan bahasa daerah
KKP juga sarat dengan berbagai budaya dan bahasa daerah. Dimulai dari Sam dengan bahasa Rote, kita jadi tahu "Sa" atau "Be" adalah singkatan dari kata "Saya" atau "Beta". Setelah itu berpindah ke Jawa dengan bahasa Jawa yang medok. 

Film ini juga menampilkan tarian tradisional Banyuwangi, yaitu tari Gandrung. Ikon kota Banyuwangi yang berupa patung penari Gandrung di pinggir laut pun ditunjukkan sempurna di film ini. Hmmm... saya pun baru tahu kota Banyuwangi dan tari Gandrungnya hehe

5. Karakter bangsa
Beberapa adegan di KKP menggambarkan bahwa orang Indonesia ramah dan suka membantu. Ketika ban mobil kempes, ketika ibu Uci bertanya keberadaan Happy, dan puncaknya ketika Sam dan Happy menolong anak yang sakit usus buntu. Klimaks dari film ini jelas, demi kemanusian dan cinta sesama, Sam merelakan tidak bertemu dengan Kailani Johnson. Begitu juga Happy, ibu Uci, kakak Dani, dan temannya saling membantu demi mengantar ke rumah sakit. Meskipun tak jadi bertemu Kailani Johnson, tapi mereka (terutama Sam) bahagia sudah melakukan hal yang baik.

Dari kelima poin diatas, lewat film ini kita jadi lebih mengenal negara kita sendiri, Indonesia. Indah alamnya, beragam bahasa dan budaya, dan keramahannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun