Jika menghadiri pesta pernikahan Toraja, kita akan melihat kemeriahan yang terlihat dari baju-baju yang dikenakan oleh pengantin dan keluarga. Baju-baju yang dikenakan mereka berwarna-warni dengan pilihan warna cerah seperti merah, oranye, biru, hijau, dan lain-lain.
Yang paling unik dan menarik adalah baju yang dikenakan oleh anak-anak. Anak perempuan memakai baju dengan aksesoris yang dinamakan kondure. Untuk anak laki-laki lebih simpel dengan baju tenun, ikat kepala, dan memegang keris. Keris ini dipegang dengan tangan, bukan diselipkan di baju seperti orang Jawa.
Setelah pengantin sampai pelaminan, keluarga pengiring akan membubarkan diri untuk kembali ke lantang yang disediakan. Tak lama kemudian, gadis-gadis cantik penari akan kembali menari di depan pelaminan.
Pencatatan Sipil
Awalnya saya mengira bapak-bapak berseragam dinas PNS adalah tamu undangan di acara pernikahan ini. Ternyata setelah acara tarian, pembawa acara mengatakan acara selanjutnya adalah pencatatan sipil pernikahan. Jadi, bapak berseragam dinas PNS tersebut merupakan petugas dari catatan sipil.
Menurut saya, momen pencatatan sipil ini menjadi sangat istimewa. Pernikahan di gereja --yang dilaksanakan pagi hari sebelum resepsi-- disaksikan oleh umat, sedangkan pencatatan sipil disaksikan oleh seluruh keluarga dan undangan di rumah tongkonan yang luas.
Petugas catatan sipil dan 2 saksi (masing-masing dari pihak laki-laki dan perempuan) duduk berhadapan dengan pengantin di atas pelaminan. Sebelum pencatatan, petugas membacakan hakikat dan ketentuan pernikahan sesuai UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974. Seluruh hadirin akan mendengar dan menyimak.