Rintik hujan turun dari langit siang itu ketika kami tiba di sana. Perjalanan kami tempuh selama kurang lebih 1 jam dari kota Bogor. Jalan yang menanjak dan sedikit berkelok kami lalui dengan lancar. Hanya di satu-dua titik jalan rusak karena lubang. Itupun bukan lubang besar dan parah. Hati saya lega ketika melihat petunjuk besar menuju ke: "The Higland Park Resort Hotel". Tak sampai 10 menit, kami sampai ke tempat tujuan kami untuk camping.
Liburan kali ini kami ingin mencoba camping sesuai keinginan anak. Tentu saja bukan camping yang sesungguhnya seperti anak Pramuka. Yup, kami camping "ala-ala" yang lebih dikenal sebagai glamping (glamour camping).
Camping ala Indian
Sebenarnya resort ini terkenal dengan Mongolian Camp-nya, namun sekarang sudah punya camp bergaya Indian yaitu Apache Camp. Mongolian Camp berkapasitas 6-8 orang, sedangkan Apache untuk 2-4 orang. Untuk keluarga kecil saya, jelas lebih cocok mengambil Apache Camp. Selain itu, menurut saya bentuk kemah Apache lebih menarik, apalagi letaknya paling atas dan lebih dekat dengan Gunung Salak.
Diluar perkiraan saya, ternyata udara disana tidak sampai dingin sekali. Kami masih bisa jalan-jalan dengan pakaian biasa tanpa jaket. Udara menjadi dingin ketika malam menjelang pagi.
Anak-anak tidur nyenyak dengan selimut semalaman. Karenanya, keesokan harinya mereka bangun pagi dengan segar. Supaya berasa camping, saya memilih jalan pagi daripada menumpang mobil shuttle menuju ke restoran untuk sarapan pagi. Jalan pagi sembari menikmati udara pagi pegunungan membuat kami santai.
Asyik juga melewati kebun bunga aster, mawar kandang kuda, kemudian Mongolian Camp. Ah, kami pun merasa wajib mengambil potret keluarga dengan latar belakang Gunung Salak. Pagi itu, Gunung Salak terlihat gagah dengan tanpa awan yang menutupi puncaknya.
Aktivitas camping
Setelah sarapan, saya langsung ditagih anak untuk main playground. Tidak terasa main kesana-sini hingga siang. Banyak aktivitas loh untuk anak-anak. Beberapa berbayar tapi banyak juga yang free.
Saya memanfaatkan aktivitas permainan yang free. Ada playground, outbound, permainan ular-tangga, panahan balon, melukis caping, trampolin, dan renang di mini waterbom. Mini waterbom di sini dilengkapi seluncuran dan ember tumpah. Teriknya mentari siang itu tak menyurutkan semangat anak-anak untuk bermain. Sebagai orang tua, meskipun lelah tapi saya bersyukur bisa menyenangkan anak-anak sekalian untuk family-bonding.
Berhubung hari itu Jumat Agung, pihak resort mengadakan acara berburu telur Paskah (meskipun belum Paskah sebenarnya). Seru juga buat anak-anak berkeliling di areal taman selama 15 menit untuk mengumpulkan telur. Hadiahnya lumayan sekali, dari voucher permainan sampai potongan untuk menginap.
Kesan glamping
Menurut saya, glamping merupakan alternatif camping yang aman, praktis, dan tidak ribet. Sangat cocok untuk keluarga yang masih mempunyai bayi atau balita karena sama seperti menginap di hotel. Setidaknya memberi gambaran ke anak kecil yang usianya belum cukup untuk camping sendiri di alam terbuka. Dengan glamping, mereka tidak rewel dan bisa tidur nyenyak semalaman.
Rencana awal saya, setelah check out dari tempat ini, saya ingin mengajak anak-anak ke Curug Nangka yang hanya berjarak 1 Km saja. Akan tetapi, setelah check out kami masih bermain driving range. Setelah itu juga main playground lagi (anak-anak nggak ada bosannya). Akhirnya kami kesorean dan memutuskan untuk kembali ke Bogor.