Liburan long weekend Imlek kemarin, saya mengajak jalan-jalan keluarga ke Makassar. Boleh dikatakan liburan paling "drama". Bagaimana tidak, liburan yang kami rencanakan dari bulan Desember nyaris batal. Sempat berubah tanggal, terjebak macet saat ke bandara, ketinggalan pesawat, kemudian terpaksa menginap di hotel sebelum terbang di hari berikutnya. Termasuk liburan mahal juga karena hangus tiket 2 kali, hangus booking hotel 2 malam huhuhu... Tapi demi menepati janji ke anak, bagaimanapun harus dijalani daripada membuat mereka kecewa.
Awalnya mau liburan 5 hari, mengeksplor kota Makassar sampai ke Malino. Kemudian berubah menjadi 3 hari dan akhirnya hanya 2 hari gegara drama macet parah hingga ketinggalan pesawat! Duh, bubar semua rencana yang sudah saya buat. Drama-drama tersebut juga menguras tenaga dan pikiran. Karenanya setelah itu, saya buat santai-santai saja liburannya. Malah di hari terakhir, anak-anak minta berenang di hotel hohoho... Kalau kata Syahrini, jadwal petualangan manjah terhempas syudah!
Tapi yang namanya travelling selalu ada kejutan. Setelah check-out hotel, masih ada waktu kurang lebih 4 jam sebelum ke bandara. Suami saya iseng mengajak ke benteng Somba Opu. Jadilah kami ke sana. Ternyata boleh juga loh!
Benteng Somba Opu
Pada saat keliling-keliling, kesan pertama yang saya dapat, tempat ini tidak terawat, sepi, dan tidak menarik. Tapi setelah saya perhatikan banyak papan-papan informasi yang ada. Informasinya pun lengkap. Sayang kalau tidak dieksplor. Awalnya, saya ke benteng di sisi sebelah barat. Disini benteng terlihat jelas.
Latar Historis
Benteng Somba Opu (BSO) didirikan pada awal abad ke-16 atas usaha Raja Gowa ke-9 Karaeng Tumapakrisi Kallona yang kemudian dilanjutkan oleh Karaeng Tunipallangga Ulaweng. Pada tahun 1545, Karaeng Tunipallangga (Raja Gowa ke-10) memperkuat struktur dinding benteng dengan batu padas. Pada masa pemerintahan Tunijallo (Raja Gowa ke-12), benteng mulai dipersenjatai dengan meriam-meriam berkaliber berat pada setiap sudut bastion.