Usut punya usut, ternyata nama "lengkuas" ini bukan karena pulau ini banyak ditumbuhi banyak pohon lengkuas. Konon pada jaman dulu, Belanda menyebut "lighthouse" tapi oleh masyarakat setempat dilafalkan menjadi "langkuas". Karenanya, hingga sekarang pulau ini dikenal sebagai pulau Lengkuas.
Mercusuar Tua yang Mencuri Perhatian
Tak salah memang untuk menjadikan pulau Lengkuas sebagai destinasi utama di Belitong. Bagaimana tidak, di pulau ini terdapat mercusuar tua peninggalan jaman kolonial Belanda yang berusia 134 tahun (dibangun pada tahun 1882). Dari jauh, mercusuar ini tampak gagah sekali. Dan betul saja, ketika kami mendekati mercusuar tua ini masih indah dan gagah. Awalnya saya sempat berpikir jangan-jangan mercusuar tua ini terkesan seram dan mistis hehe...Â
Untuk memasuki mercusuar, kita hanya perlu membayar 5ribu rupiah. Demi kebersihan, dibuat aturannya sangat simple, yaitu tidak boleh memakai alas kaki dan pakaian yang basah. Disana disediakan spon untuk membersihkan kaki dari pasir.
Bangunan mercusuar masih kokoh dan sangat terawat. Begitu juga dengan bagian dalam yang bersih dan terawat. Jika saja tidak sedang hamil, saya bertekad menaiki mercusuar ini sampai atas. Tinggi mercusuar ini 62 meter. Untuk sampai atas, kita harus menaiki 17 tingkatan. Pada tiap tingkatan, terdapat jendela sehingga kita bisa memotret keindahan laut Belitong dari sini. Ohya, mercusuar ini sekarang tidak difungsikan lagi. Dan saya juga baru tahu bahwa untuk mengoperasikan mercusuar mesinnya juga banyak. Mesin-mesin itu ada di dalam ruangan yang terletak di samping mercusuar.
[caption caption="Mercusuar Pulau Lengkuas"]
[caption caption="Pemandangan Indah di Pulau Lengkuas"]
Snorkeling di Pulau Lengkuas
Selain mercusuar, di pulau ini juga terdapat batu granit yang eksotis dan bagus untuk spot berfoto-foto narsis. Sayang, kami tidak sempat bermain di bebatuan tersebut. Anak saya sudah tidak sabar untuk snorkeling. Jadilah waktu kami habis snorkeling sampai puas.
Sebenarnya tidak snorkeling benaran sih, namanya juga anak-anak. Jadi kami antusias berenang bersama ikan-ikan. Memberinya makan dengan roti yang sudah kami siapkan sebelumnya. Suami saya sempat snorkeling sebentar, komentarnya memang terumbu karang disana masih bagus dan indah.
Ini adalah kali pertama kami mengajak anak snorkeling. Dan ternyata anak-anak senang bukan kepalang bermain dengan ikan di alamnya. Saya biarkan bermain dikerubutin ikan-ikan sampai puas dan tangannya keriput. Setelah itu, barulah mau berhenti dan kembali ke perahu.