Mohon tunggu...
MUHAMMAD ALWIK
MUHAMMAD ALWIK Mohon Tunggu... Insinyur - Teknik Mesin Universitas Jember

mahasiswa universitas jember semester 7

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

KKN BTV 3 UNEJ Kelompok 48: Pengembangan Usaha Warung Terdampak Covid-19 dengan Memanfaatkan Kemajuan Teknologi Digital

21 September 2021   16:33 Diperbarui: 21 September 2021   16:35 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

         Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah salah satu mata kuliah dengan tujuan utama untuk memberikan pengalaman pengabdian dan pemberdayaan masyarakat kepada mahasiswa. Melalui KKN mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam bentuk keterlibatan dalam peran dimasyarakat dan memberikan manfaat bagi mahasiswa maupun masyarakat. Perkembangan negara saat ini dengan adanya bencana Pandemi Covid-19 yang mengharuskan adanya Physical /Social Distance berdampak pada perubahan model KKN yang akan dijalankan. 

Salah satu perubahannya adalah KKN yang biasanya dilakukan secara kelompok (tim) maka pada KKN saat ini dilakukan dengan secara mandiri (individu), KKN yang biasanya dilakukan di lokasi yang ditentukan oleh LP2M (berbasis desa binaan) maka saat ini ditentukan sendiri oleh mahasiswa berdasarkan lokasi domisili (kampung halaman) atau dikenal dengan KKN Back to Village III (KKN BTV III).

         Penulis selaku pelaksana KKN BTV III dari Universitas Jember memilih Ds Patrang, Kec Patrang, Kab Jember sebagai lokasi KKN, dengan tema Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19. Alasan penulis mengambil tema ini dikarenakan Sektor ekonomi menjadi sektor yang terdampak cukup parah akibat pandemi covid-19. Pandemi covid-19 yang terjadi di Indonesia sejak awal bulan Maret 2020 telah memaksa sebagian besar masyarakat untuk membatasi aktifitasnya agar penyebaran virus corona dapat dicegah. 

Hal ini berakibat berbagai sektor terkena imbasnya. Sektor UMKM pun terdampak parah. Berdasarkan data dari kementerian koperasi yang memaparkan bahwa 1.785 koperasi dan 163.713 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terdampak pandemi virus corona (Antara, Mei 2020). Sektor UMKM yang paling terdampak yakni makanan dan minuman.

Dokpri
Dokpri

         Berdasarkan alasan tersebut dan didukung dengan koordinasi dengan pihak desa serta observasi di lapangan penulis memutuskan untuk menjadikan pemilik usaha warung kelontong sebagai sasaran pada KKN periode ini. Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan terhadap pemilik warung terdapat beberapa permasalahan yang saat ini sedang di hadapi : 

1) Kondisi pandemi covid-19 memberikan dampak yaitu warung mulai sepi karena orang-orang mulai jarang keluar rumah. 

2) Adanya minimarket modern yang dilengkapi fasilitas yang memadai seperti pendingin ruangan, produk-produk digital (pulsa,token listrik, tiket kereta api, dll) serta metode pembayaran non-tunai membuat konsumen lebih tertarik untuk berbelanja ke minimarket modern di bandingkan ke warung kelontong. 

3) Keterbatasan pengetahuan dari pemilik warung terhadap manfaat kemajuan teknologi membuat warung kelontong tidak bisa beradaptasi di era pandemic covid 19 dan tidak mampu bersaing terhadap bermunculannya minimarket modern.

            Berdasarkan permasalahan tersebut penulis kemudian melakukan Analisa terhadap permasalahan yang sedang dihadapi dengan harapan dapat menemukan solusi yang secara rasional dapat diterapkan oleh pemilik warung. Berdasarkan Analisa yang telah dilakukan penulis menyimpulkan terdapat beberapa program kerja yang dapat diajukan untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi pemilik warung, Adapun gambaran mengenai program kerjanya yaitu melakukan penyuluhan terhadap perkembangan teknologi digital dengan memanfaatkan salah satu e-commerce yaitu Bukalapak dan mendaftar sebagai Mitra Bukalapak. D

engan menjadi mitra Bukalapak pemilik warung mendapat banyak keuntungan dan kemudahan. Dari sini pemilik warung bisa berjualan produk-produk digital seperti pulsa, token listrik, setor tunai, bayar tiket kereta api dll. pemilik warung juga tidak perlu pergi jauh-jauh tutup toko setiap hari (loss opportunity), karena kulakan bisa dilakukan secara online melalui fitur beli grosir di aplikasi mitra Bukalapak,

            Tidak hanya itu penulis juga berkeinginan untuk memberikan penyuluhan mengenai pentingnya memiliki identitas (branding) yang jelas dan informatif sehingga usaha warung bisa lebih dikenali oleh banyak orang dan berpotensi untuk menarik perhatian kepada pembeli. Harapannya penulis mampu membantu membuatkan desain spanduk yang berisikan nama warung dan produk-produk yang dijual. Kemudian penulis juga berkeinginan untuk memberikan pelatihan untuk memanfaatkan media social (story WhatsApp) untuk mempromosikan produk-produk yang dijual. Dengan menginfokan stok produk dan harga terkini. 

Dari sini nanti juga bisa dikembangkan dengan memberikan layanan  (Cash On Delivery) COD atau penjual bisa memberikan layanan mengantar ke rumah tetangga yang membeli dalam skala besar. Harapnnya pemilik usaha dapat memanfaatkan kemajuan teknologi digital yang saat ini sudah membudaya sehingga teknologi memungkinkan yang kecil mendapat kemampuan yang sama dengan yang besar. (Muhammad Alwi Kurniawan G/KKN48/Jember/ Tree Setiawan Pamungkas)

Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun