Mohon tunggu...
Malvin Lionard
Malvin Lionard Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA Kolese Kanisius

Available

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengulik Canisius College Cup: Kisah Kasih Penuh Makna

16 September 2024   12:34 Diperbarui: 16 September 2024   13:11 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penutupan Canisius College Cup XXXVIII (Dokumentasi penulis)

Petualangan epik, dipenuhi dengan gemuruh sorak sorai penonton dan pendukung. Penulis mempersembahkan: Canisius College Cup.

Menjalani dan mengikuti segala dinamika yang ada di Kolese Kanisius sambil tetap mempertahankan prestasi akademik bukanlah hal yang mudah. Sejak awal kelas 10, Kanisian, sapaan bagi siswa Kolese Kanisius, sudah dihadapkan dengan banyak sekali kegiatan. Beberapa minggu setelah masuk sekolah, para siswa dihadapkan pada tantangan besar untuk menyusun berbagai kegiatan eksternal yang megah. 

Kegiatan ini melibatkan banyak sekali pihak luar dan dilaksanakan dalam kurun waktu yang cukup lama. Persiapan yang matang dan koordinasi yang intensif menjadi kunci sukses acara. Pada semester pertama saja, para Kanisian sudah harus mengkoordinasikan dan melaksanakan kurang lebih delapan acara. Banyaknya kegiatan ini menjadi sebuah sarana bagi mereka untuk mendapatkan pengalaman berharga dan menimba berbagai ilmu yang jarang atau bahkan tidak bisa didapatkan di tempat lain.


Dari banyaknya kegiatan yang diadakan Kolese Kanisius, Canisius College Cup atau CC Cup menjadi salah satu kegiatan yang menjadi primadona dan dinanti-nantikan bagi pihak luar. Kegiatan perlombaan yang diikuti oleh lebih dari 250 sekolah ini menjadi ajang bagi para peserta untuk menunjukkan bakat dan kemampuan mereka di berbagai bidang perlombaan, baik itu olahraga maupun seni. CC Cup merupakan salah satu acara tahunan Kolese Kanisius yang sangat menarik perhatian orang-orang. Bagaimana tidak, mereka yang ingin ikut berpartisipasi tidak perlu membayar biaya pendaftaran sama sekali.

Mereka hanya perlu memberikan uang WO, jika atas suatu alasan tertentu harus mengundurkan diri dari perlombaan. Layaknya acara lain, CC Cup memberikan sebuah kesan yang membekas bagi mereka yang turut mengambil bagian, baik itu pihak luar maupun para siswa. Agar nilai-nilai yang sudah diajarkan dapat diresapi lebih baik, sekolah membuat sebuah kebijakan yang mengharuskan setiap Kanisian untuk menjadi panitia.

Terhitung mulai dari tahun 2023, CC Cup SMP dan SMA yang sebelumnya dipisah kini diintegrasikan menjadi satu. Tidak ada lagi POR CC, yaitu nama kegiatan milik SMP, dan CC Cup SMA, tetapi hanya CC Cup. Tahun ini, Kolese Kanisius kembali mengadakan Canisius College Cup ke-XXXIX bertemakan "Pengelan Penyalet Kenei Bioq" atau "Harapan dan Kekuatan Tumbuh". CC Cup sendiri memiliki tujuan umum yang sama dari tahun ke tahun, yaitu untuk mengembangkan bakat dan minat para murid SMP dan SMA di sekitar Jabodetabek. 

Selain itu, kegiatan ini juga dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan berorganisasi dan kepemimpinan para Kanisian. Berdasarkan pengalaman penulis sendiri, yang telah menjadi panitia CC Cup selama tiga tahun, tujuan umum tersebut dapat tercapai dengan baik dan dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh Kanisian.

Setiap tahunnya, para Kanisian diperbolehkan untuk memilih seksi yang mereka inginkan. Mereka diberikan lebih dari 40 pilihan seksi, masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab yang beda dengan yang lain. Setiap seksi biasanya dipimpin oleh dua koordinator dari SMA dan dua koordinator dari SMP.

Berbagai dinamika dilalui oleh seluruh Kanisian, baik sebagai anggota, koordinator bidang, kepala bidang, maupun ketua umum dari CC Cup itu sendiri. Sejak susunan kepanitiaan dibuat, para koordinator dan kepala bidang sudah mulai mengerjakan tugas yang diberikan oleh ketua umum. Mereka sudah harus membuat anggaran, jobdesc, dan berbagai SOP yang diperlukan. Setelah itu, diadakan rapat pleno agar para anggota bisa lebih mengerti tugas-tugas mereka dan komunikasi antara koordinator dengan anggota dapat berjalan dengan lebih baik.

Secara singkat, dinamika CC Cup dimulai dari rapat pleno, technical meeting, Hari-H pelaksanaan, dan ditutup dengan evaluasi. Dari setiap kegiatan tersebut, pada dasarnya Kanisian diajak untuk melatih dan meningkatkan kemampuan mereka dalam bekerja di sebuah kelompok.

 Entah itu koordinator bidang maupun anggota, semua harus bisa menunjukkan bahwa mereka mampu menjadi anggota dari sebuah tim yang mau bekerja dengan keras agar seksi mereka masing-masing dan acara keseluruhan CC Cup itu sendiri bisa berjalan dengan lancar. Penulis memiliki dua pengalaman yang berbeda, yaitu sebagai anggota dan koordinator bidang. Setelah menjalani tanggung jawab di dua posisi yang berbeda tersebut, ada banyak nilai dan pelajaran yang bisa diambil.

Sudah menjadi tanggung jawab dari anggota sebuah seksi untuk mengikuti segala arahan yang diberikan oleh koordinator masing-masing. Jika melihat pengalaman dari salah satu seksi yang lumayan esensial, yaitu perlengkapan, koordinasi yang baik antara koordinator dengan anggota dan pihak karyawan menjadi kunci lancarnya kegiatan CC Cup. Dari seksi atau bidang ini, Kanisian diajak untuk belajar pentingnya bekerja sama dan mau menolong orang-orang di sekitar.

Nilai kerja sama tentunya sangat diperlukan karena mereka harus bisa bekerja dengan para karyawan dan seksi-seksi lain yang membutuhkan berbagai macam perlengkapan. Selain itu, dalam menyediakan perlengkapan, mereka diajari nilai Compassion atau berbela rasa dengan pihak yang membutuhkan. Panitia perlengkapan diharapkan dapat membantu pihak yang membutuhkan bantuan dengan segala hal yang berhubungan dengan barang-barang.

Tidak hanya anggota biasa, setiap koordinator bidang juga mendapatkan banyak pelajaran dari kegiatan Canisius College Cup ini. Sejak awal ditetapkannya lis koordinator bidang, mereka sudah harus menyusun anggaran yang dibutuhkan sebelum diajukan ke bendahara. Setelah itu, koordinator juga diminta untuk membuat jobdesc dan berbagai macam keperluan lainnya, misalnya SOP maupun MOU. Para koordinator juga harus melaksanakan rapat pleno dengan para anggota agar tidak terjadi kesalahpahaman dan setiap kegiatan dapat berlangsung dengan lancar.

Dari berbagai tugas tersebut, koordinator dilatih untuk meningkatkan kemampuan di satu nilai khusus, yaitu Leadership atau kepemimpinan. Seorang koordinator harus mampu mengatur dan mengoordinasi para anggotanya dengan baik dan jelas. Jika tidak, akan terjadi kekacauan dalam seksi tersebut dan menjadi halangan bagi seksi lain juga dalam mengerjakan tugas mereka. Koordinator yang dianggap sebagai pemimpin dilatih juga untuk menjadi teladan dan memberikan contoh yang baik untuk anggota mereka. Bisa dibilang bahwa koordinator yang baik akan menghasilkan kinerja anggota yang baik, begitupun sebaliknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun