Hujan yang hampir setiap hari turun, akhir-akhir ini tentunya memberikan konsekuensi tersendiri terhadap masalah kesehatan, terutama penyakit yang ditularkan oleh nyamuk seperti malaria, filariasis, cikungunya, dan Demam Berdarah Dengue (DBD.)
Malaria dan DBD merupakan penyakit yang bisa penyebabkan kematian. Malaria misalnya menurut WHO setiap tahunnya di dunia diperkirakan ada 700,000 – 1 juta orang yang meninggal. Sedangkan DBD di tahun 2009 saja penyakit ini menyebabkan kematian lebih dari 1000 (seribu) orang di Indonesia (Kemenkes.
Disamping itu yang tidak kalah penting adalah penyakit-penyakit ini sering mengalami kendala dalam pengobatan. Malaria sering berbenturan dengan resistensi obat, sementara DBD sampai saat ini belum ada vaksinnya.
Hujan yang turun relatif sedang, tetapi berlangsung lama selalu menyediakan breeding places untuk perkembangbiakan nyamuk vektor, akibatnya populasi nya meningkat. Ditambah lagi dengan suhu permukaan bumi yang saat ini terasa relatif lebih panas, menyebabkan siklus hidup beberapa sepesies nyamuk seperti Aedes, menjadi lebih pendek (rata-rata 7 hari), akibatnya potensi frekuensi feeding-nya lebih sering, ukuran tubuh nyamuk menjadi lebih kecil dari ukuran normal sehingga pergerakan nyamuk menjadi lebih agresif. Akibatnya risiko penularan menjadi 3 kali lipat lebih tinggi.
Untuk itu, cara yang efektif untuk mengurangi risiko terkena penyakit-penyakit tropis ini, hanyalah dengan pembarantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara mengurangi genangan air, membersihkan saluran air, menghilangkan semak belukar dan tentunya meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Disamping mengurangi populasi nyamuk dengan cara larvasida, fogging, penyemprotan dan mengembangbiakan musuh alami seperti memelihara ikan kepala timah, ikan gupi, dll.
Menghindari gigitan nyamuk hanya solusi sesaat..dan ketika anda lengah maka nyamuk akan menggigit anda !!
( MALONDA GAIB)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI