Menjadi seorang penggemar Korea dan Thailand banyak memunculkan pendapat sebagai penyelamat masa remaja. Banyak penggemar Korea dan Thailand yang masih berstatus pelajar atau remaja bersyukur karena mengenal Korea juga Thailand. Karena dengan menjadi Kpopers mereka terhindar dari kenakalan remaja, seperti trying drugs, keluyuran malem, pacaran yang gak bener, dan lain-lain. Mereka juga bisa menyalurkan kehaluan khayalan mereka dalam bentuk positif, dalam tulisan berupa fanfiction, webtoon, meme instgram, fanmade video, dan lain-lain. Bahkan mereka enggak ragu buat show off kemampuan mereka dalam mengcover lagu atau dance seperti idola mereka.
Di setiap sisi positif pasti juga tidak lepas dari sisi negatif. Memang sisi  negatif ini lebih sering diungkapkan beberapa orang yang tidak terlalu tertarik pada kedua hal tadi, dan banyak dari mereka memang sebenarnya benar tetapi biasa juga para fans menanggapi dengan terlalu sarkas atau terlalu kasar, bahkan sampai melakukan pembulian fisik, membandingkan komentator dan idolanya dan sebagainya.
Boros juga termasuk kata yang tidak dapat dipisahkan dari fans korea dan thailand. Apapun yang berhubungan dengan idola para penggemar akan melakukan apa saja. Termasuk membeli semua pernak-pernik mulai dari album, lightstick, photocard, bahkan tiket konser dan fanmeeting pun dibeli.
Fanwar atau Perang antar fandom. Rasa sayang fans kepada idola umumnya dibarengi dengan perasaan protektif. Oleh karena itu, saat ada fans dari grup lain yang menghina idola mereka, mereka bisa tersulut emosi. Biasanya, ini berpotensi memunculkan perseteruan antarfans. Dalam K-Pop dan juga ThaiLovers, perseteruan semacam ini biasa dikenal dengan nama fanwar. Penyebabnya bisa bermacam-macam. Mulai dari fans yang merasa grupnya lebih baik dari grup yang lain, hingga fans yang merasa 'diserang' oleh penggemar dari grup idola lain.
Tentu hal yang normal bila seseorang ingin mempertahankan pendapatnya, atau menjaga image idola kesayangannya. Namun, terkadang, perseteruan berakhir dengan rasa saling benci. Bila hal ini sudah terjadi, maka perseteruan ini seolah takkan ada habisnya dan membuat hubungan antarfandom menjadi buruk. Tak jarang, teman yang berbeda fandom berhenti berkawan karena hal seperti ini.
Lupa waktu.Mencari informasi di media sosial atau menonton tayangan idola kesayangan terkadang membuat fans lupa waktu. Tidak tidur semalaman karena asyik streaming video idola atau drama dianggap sebagai hal yang biasa. Selain itu, banyak juga fans yang berusaha menyelipkan kegiatan fangirling atau fanboying di sela-sela menunaikan kegiatan sehari-hari mereka. Memang, pada akhirnya, semua kembali kepada pilihan masing-masing. Meski begitu, sangat disayangkan kalau hobi ini akhirnya mengganggu aktivitas kamu.
Sebagai bangsa yang tidak ketinggalan perkembangan global, seharusnya kita bisa terbuka dengan segala hal baru yang masuk di negeri kita dengan catatan tetap pandai dalam memilah mana yang baik untuk dicontoh dan yang mana tidak baik untuk kita contoh, juga kita harus bisa menghargai keputusan setiap manusia untuk tertarik dan mengidolakan seseorang. Jangan karena kita beranggapan bahwa apa yang mereka sukai itu tidak benar dan salah, lantas kita berkomentar yang dapat menyakiti hati mereka dan bisa mnimbulkan keributan dan perpecahan.
Sebagai seorang fans pula, kita harus bisa menanamkan dalam diri kita masing-masing bahwa setiap manusia itu diciptakan berbeda dan pastinya apa yang diminati pun pasti berbeda jadi jangan memaksakan kehendak pribadi atau diri sendiri atas orang lain. Teladani apa yang bisa kita petik dari kebaikan idola kita, belajar untuk semakin kuat dengan segala komentar yang kita dapatkan yang juga akan melatih kita untuk semakin sabar dan kuat mental kedepannya, dan jangan kebablasan menjadi seorang penggemar yang ingin bergaya seperti idolanya tetapi kehidupan sendiri pun sulit untuk kita cukupi kebutuhannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H