Pada Hari Selasa, 4 April 2023 kembali saya menghadiri dan mengikuti Rapat Dengar Pendapat Perpustakaan Nasional RI dan  dan Komisi X DPR dengan agenda pembahasan tentang perkembangan peningkatan literasi dan evaluasi pemenuhan kebutuhan tenaga perpustakaan. RDP di jadwalkan dimulai pukul 12.30 wib.  Dan kali ini saya tidak bercerita tentang rapat pembahasannya, namun bercerita proses pembelajaran dalam mengambil keputusan.
Pagi hari nya pukul 08.30 wib, saya mendapatkan tugas dari Deputi I untuk mengikuti rapat dengan pak Kepala, Muhammad Syarif Bando. Sestama, Ofy Sofiana. Deputi II, Adin Bondar, Karorenkeu, Joko Santoso, dan beberapa anggota Tim penyusun bahan paparan untuk melihat kembali materi RDP yang akan dipaparkan pada siang nanti. .
Saya berangkat ke Senayan dari Salemba pukul 11.00 wib,.tiba sekitar pukul 11.30 wib dan langsung menuju Masjid Baiturrahman untuk sholat Dzuhur,dan ini kali pertama saya sholat di Masjid di lingkungan Gedung Wakil rakyat. Â setelahnya menuju ke ruang RDP bersiap untuk mengikuti RDP.
RDP dipimpin oleh Ibu Agustina Wlujeng Pramestuti sebagai Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Â Dalam paparannya Kepala Perpusnas RI menyampaikan:
- Indeks Pembangunan Literasi  Masyarakat (IPLM) skor Indonesia pada tahun 2019 sebesar 40,17, tahun 2020 sebesar 61,55, tahun 2021 sebesar 64,41 dan tahun 2022 sebesar 64,47.
- Jumlah perpustakaan di Indonesia sebanyak 164..610 perpustakaan, sudah terakreditasi (A,B, dan C) sebanyak 9.363 (5,7 %) perpustakaan dari 13.963 perpustakaan yang dinilai. Yang belum terakreditasi sebanyak 155.247 (84,3 %) perpustakaan
- Kebutuhan pustakawan untuk perpustakaan umum sebanyak 100.019 orang, perpustakaan khusus sebanyak 22.543 orang, perpustakaan sekolah sebanyak 307.973 orang, perpustakaan perguruan tinggi sebanyak 8.758 orang
- Kebutuhan tenaga teknis untuk perpustakaan umum sebanyak 43.982 orang, perpustakaan khusus sebanyak 1,550 orang, perpustakaan sekolah sebanyak 267.004 orang, perpustakaan perguruan tinggi sebanyak 2.669 orang  Â
Bagi saya sendiri mengikuti RDP di Gedung Wakil Rakyat ini sekaligus  tempat pembelajaran bagaimana proses pengambilan kebijakan antara eksekutif dalam hal Pemerintah melalui Perpustakaan Nasional RI dengan pihak legislative dalam hal ini adalah Komis X DPR RI. Dan juga sebagai evaluasi diri terhadap pekerjaan yang telah dijalankan selama ini.
Dalam RDP kali ini juga ada hal-hal yang berkaitan dengan Unit Pusat Bibliografi dan Pengolahan Bahan Perpustakaan yang saya pimpin. Pertanyaannya seputar Layanan ISBN yang berkaitan dengan Dummy buku yang harus diperlihatkan Ketika ingin mengajukan judul buku mendapatkan ISBN. Kepala Perpustakaan Nasional RI, Pak Muhamad Syarif Bando telah memberikan atau tanggapan atas pertanyaan ISBN dan sekita juga waktu itu mengambil keputusan untuk solusi pengurusan ISBN dengan Dummy buku pengumumannya kami turunkan dari portal web ISBN. Keputusan yang cepat dan tepat diperlukan apalagi di Gedung yang terhormat Wakil Rakyat. Ini juga menjadi pembelajaran buat saya untuk bisa mendengar apa yang menjadi aspirasi rakyat yang diwakilkan oleh Anggota Komisi X DPR RI.
Dalam minggu ini (3 April-6April) Layanan ISBN sedang menarik perhatian dari para penerbit, hal imi menunjukkan adanya rasa kecintaan dari para penulis, penggiat literasi, dan penerbit terkait dengan pemberian ISBN. Sekaligus ini juga sebagai masukkan bagi kami dalam memberikan layanan ke masyarakat. Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan berbagai masukkan, yang pasti kita semua mendorong untuk terus meningkatkan kualitas penerbitan di Indonesia.
Salam literasi. Kami Mendengar dan kami berkerja.Â