Mohon tunggu...
Suharyanto Mallawa
Suharyanto Mallawa Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan Perpusnas

Belajar Menulis Kepustakawanan dan Perpustakaan

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Pameran Coffee in Culture Heritage 2: Bersama Menteri Koperasi dan UMKM

11 Februari 2023   20:57 Diperbarui: 12 Februari 2023   08:21 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seruput kopi di pagi hari

Rasanya sungguh nikmat sekali

Perpusnas bangga ada pameran ini

Selamat datang untuk Bapak Teten Masduki

Demikian pantun yang saya sampaikan dihadapan Menteri Koperasi dan UMKM Bapak Teten Masduki, Jan Praba (Ketua Komunitas Coffee Painter Indonesia)  dan juga seluruh peserta pameran saat memberikan sambutan pada  Pameran Coffee in Culture Heritage 2 di Perpustakaan Nasional Lantai 4 Gedung Merdeka Selatan pada hari Rabu, 8 Februari 2023. Pameran ini diadakan oleh Komunitas Coffee Painter Indonesia dan melibatkan 30 pelukis dari berbagai daerah di Indonesia di pamerkan selama 9 hari (8-17 Februari 2023).

Pameran lukisan dengan menggunakan kopi dibuka secara resmi oleh pak Teten Masduki selaku Menteri Koperasi dan UMKM. Setelah pembukaan pak Menteri demgan para pelukis dan undangan yang hadir berkeliling area pameran untuk melihat karya seni anak bangsa yang membanggakan.

Saya sebagai Kepala Pusat Bibliografi dan Pengolahan Bahan Perpustakaan menyampaikan permohonan maaf dari Bapak Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia sekaligus mewakili beliau karena Bapak kepala tidak dapat hadir pada acara ini sedang  melaksanakan ibadah Umroh.

Perpustakaan Nasional tentunya menyambut baik acara ini sebab hal ini akan mendorong masyarakat semakin mencintai seni dan meningkatkan literasi kesenian mereka. Perpustakaan Nasional selalu memberikan dukungan kepada pelaku seni terlebih pelaku seni yang mengusung budaya bangsa. Hari ini tentunya sangat istimewa karena pameran lukisan ini menggunakan kopi sebagai bahan pewarna. Harapannya dengan menggunakan kopi, semakin menambah nilai keistimewaan kopi itu sendiri. Semula kopi hanya bisa dinikmati dengan indra pengecap.  kini bisa dinikmati dengan indra penglihatan.

Dokpri
Dokpri

Kelompok coffee painter Indonesia yang diketuai oleh Jan Praba memiliki visi memberikan pelatihan melukis dengan bahan kopi. Seperti kata pepatah sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Maka dengan kegiatan ini kita dapat meningkatkan nilai jual kopi Indonesia sekaligus mengenalkan budaya Indonesia melalui lukisan kopi ke seluruh penjuru dunia.

Berbicara tentang kopi Perpustakaan Nasional mempunyai koleksi tentang kopi sebanyak 610 judul terdiri dari berbagai jenis bahan perpustakaan. Perpustakaan Nasional sendiri mengoleksi sekitar 5.380 bahan grafis dan campuran/ yang terdiri dari foto dan lukisan. Lukisan yang dikoleksi ada yang dari cat air, cat minyak dan pewarna lainnya. Salah satu lukisannya adalah lukisan rumah gubernur Jenderal Willem Hendrik van Ossenberg di jalan Jaccatra yang dilukis menggunakan tinta cina di atas kertas/ dan dilukis oleh Rach pada tahun 1775.

Dokpri
Dokpri

Sejak ditemukan pada abad ke 9 di Ethiopia, Afrika Timur oleh Khaldi penggembala kambing suku Galla, kopi sudah menjadi komoditas yang menarik ditengah masyarakat saat itu. Pada abad ke-15 bahkan kopi sudah dijadikan bangsa Arab sebagai pengganti minuman anggur. Hingga pada abad 17 dimana kopi sampai di negara eropa dan skandinavia/ hingga pada abad ke-18 bangsa Eropa melakukan petualangan mengelilingi dunia yang salah satunya mendapatkan kopi untuk diekspor kembali ke Eropa. Di Nusantara kopi di bawa oleh Gubernur Belanda di Malabar, India lalu dibudidayakan di Kedawung (dekat Batavia/Jakarta) pada 1696.

Kopi yang diseduh dengan air panas dan disajikan di gelas atau cangkir, ternyata tak hanya nikmat diseruput. Secangkir kopi juga bisa menjadi karya seni bernilai tinggi. Bermain dengan bubuk kopi dan rasio air untuk membuat gradasi warna kecokelatan yang beragam, ada pula yang menggunakan sisa kopi untuk melahirkan keindahan yang tak disangka-sangka. 

Pameran ini menjadi bukti bahwa kopi ternyata tak hanya seni dalam cangkir tetapi menjelma menjadi media lain yang dituangkan dalam kanvas.keindahan gradasi dari warna kopi ternyata mampu menggugah rasa kagum kita terhadap karya-karya terbaik yang dipamerkkan disini.

Selamat kepada para seniman yang karyanya dipamerkan.

Selamat berpameran

Sumber tulisan

Katalog Pameran Coffee in Culture Heritage 2. 

Tim Pusbiola Muhammad Ansyari Tantawi Nasution, Ervina Nurjanah, Niswa Nabilah Sri Bintang Alam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun