Mohon tunggu...
Suharyanto Mallawa
Suharyanto Mallawa Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan Perpusnas

Belajar Menulis Kepustakawanan dan Perpustakaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa Kata Mereka tentang Kongres ke-XV Ikatan Pustakawan Indonesia

6 November 2022   13:56 Diperbarui: 6 November 2022   13:59 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                

Apa kata mereka tentang Kongres ke-XV Ikatan Pustakawan Indonesia sebagai rasa Cinta dan Sayang pada Ikatan Pustakawan Indonesia.

Berakhirnya Kongres ke-XV dan Seminar Ilmiah Nasional Ikatan Pustakawan Indonesia di Surabaya 1-4 November 2022 dan telah terpilihnya Ketua Umum Ikatan Pustakawan Indonesia untuk periode 2022-2025 secara pengamatan di lapangan pelaksanaan berjalan sukses, semua agenda kegiatan dapat terlaksana dengan baik begitu juga dengan para peserta tidak banyak keluhan terutama dari segi konsumsi dan pelayanan kepesertaan (boleh kasih masukkan yang lainnya ya dalam bentuk tulisan juga, yang saya sampaikan pastinya menurut pandangan saya hehe).

Yang menarik perhatian saya adalah peserta yang mengikuti rangkaian acara dari mulai pembukaan sampai akhir seminar ilmiah selalu semangat dan ruangan selalu terisi dengan penuh artinya peserta tidak bubar setelah pembukaan. Bahkan pada sesi paparan Para narasumber dirasakan waktunya masih kurang terutama untuk sesi diskusi.

 Foto kiriman Amrullah
 Foto kiriman Amrullah

                                                                                 

Dibalik kesuksesan kongres pastinya juga harus berintropeksi kekurangan apa saja yang ada yang harus duperbaiki kedepannya. Berikut beberapa tanggapan dari para peserta yang sempat saya catat:

  • Kepanitian peserta sebaiknya diserahkan penuh oleh panitia lokal atau daerah. Panitia Pusat sebaiknya hanya memantau dan mendampingi pelaksanaan tugas panitia daerah
  • Informasi seputar  kegiatan kongres dan seminar belum optimalkan, sebaiknya kedepan dalam kegiatan yang cukup besar ini tersedia agenda-agenda kegiatan yang dapat dilihat oleh seluruh peserta yang hadir selain diberitahukan pada setiap sesi-sesi penutupan agenda kegiatan
  • Ruang pameran yang berada didepan ruang pertemuan masih belum menjadi daya Tarik dari para peserta untuk mengunjung pameran tersebut kedepannya ruang pameran dapat ditata dan diisi yang lebih baik.

Selain masukkan seputar kegiatan kongres dan seminar ilmiah nasional yang menjadi perhatian para pustakawan, pengamat, pemerhati pustakawan aalah hasil dari terpilihnya Ketua Umum IPI periode 2022-2025. Berikut ini suara-suara kecintaan dan rasa saying dari berbagai pihak terkait dengan pelaksanaan kongres terutama terlaksananya pemilihan ketua umum IPI, saya kutip dari berbagai sumber dengan sebagai rasa sayang dan kecintaan kita pada profesi pustakawan dan tidak saya sebutkan kutipannya lagi-lagi sebagai rasa cinta dan saya pada organisasi ini:

  •  Ka Perpusnas waktu memberi sambutan dalam acara pembukaansecara lugas menyampaikan harapan atau arahan agar ketun dari kalangan milenial. Tapi kondisi organisasi IPI memang belum memungkinkan untuk itu, Yang punya hak suarakan pengurus daerah dari Dinas Provinsi dan kabupaten/kota yang memungkinkan adalah memasukkan kaum milenial dalam kepengurusan. Satu hal menjadi pengurus IPI mungkin seperti kerja bhakti. Sya melihat ada yang punya harapan tinggi dan kritis terhadap IPI, tapi dia tidak mau jadi pengurus  
  • Suara terbanyak kongres IPI untuk pemilihan Pengurus Pusat adalah berasal dari Pengurus Daerah (3 suara untuk tiap daerah) dan Pengurus Cabang masing-masing 1 suara. Jadi sebetulnya kunci dari terpilihnya orang sepuh menjadi Ketua Umum IPI ya teman-teman dari provinsi dan kabupaten/kota. Dengan demikian teman-teman provinsi  dan kabupaten kotalah memang senang dan bahagia dipimpin oleh orang sepuh... saran saya amandemen AD/ART IPI yang salah satunya mengatur tentang syarat menjadi pengurus dan mekanisme pemilihannya, serta terbentuk lagi satu organisasi untuk menampung para pensiunan pustakawan, yaitu IKatan Pensiunan Pustakawan Indonesia.   
  • Ayo, lah bang, realitis sahaja. Yang sepuh biarlah berperan sebagai guru profesi, penasehat, atau pembimbing. Biarlah organisasi ini memerdekan diri pada progresifilitas, kreatif, dan inovatif, Beri kesempatan yang muda untuk brekreasi. Bagikan tongkat kaderisasi agar roda organisasi menjadi dinamis  
  • Saya mencoba membayangkan kalau ikatan di tangan atau di kaki pasti ruang gerak terbatas, apalagi kalau di leher tinggal narik doang matilah kita. Saya usul untuk ganti namanya jadi Persaudaran, Persahabatan, atau Perkumpulan. Meskipun ada yang ngomong apa sih arti sebuah nama. Tapi saya lihat nama adalah membawa spirit. Jika ikatan maka selamanya kita terbelengguterbelenggu.
  • Jangan pake nama ikatan bebasan atau KPI aja, Ketidakterikatan Pustakawan Indonesia pasti lebih bebas..

kongres-serba-serbi1-636759493788d432e0290632.jpeg
kongres-serba-serbi1-636759493788d432e0290632.jpeg

Foto kiriman Amrullah

                                                                                 

Masih banyak lagi narasi-narasi yang intinya sanga sangat dan cinta pada organisasi profesi IPI ini. Semoga narasi-narasi ini menjadi kebaikan buat organisasi profesi sekaligus sebagai pengharapan untuk memperbaiki organisasi ini secara bersama-sama. Terima kasih buat segala narasi yang telah saya kutip

Tulisan ini juga dibuat sebagai rasa sayang dan cinta pada organisasi profesi Pustakawan.

Seruput kopi di pagi hari

Rasa enaknya nikmat sekali

Mari bersama kita perbaiki

Sebagai rasa saying pada profesi

 

Terlepas dari hiruk pikuknya pemilihan Ketua Umum IPI, bahwa panggung kongres dan seminar ini hampir dapat dikatakan berjalan dengan baik, kolaborasi antara panitia pusat dalam hal ini PP-IPI 2018-2022  panitia Daerah PD-IPI, Dinas Perpustakaan Jatim, dan pastinya dukungan yang utama dari Kepala Perpustakaan Nasional dan Gubermur Jawa Timur dari mulai awal persiapan dan berakhirnya kongres.

Beberapa catatan yang perlu diperhatikan adalah

1. Mendengar semua masukkan dari semua pihak baik yang disampaikan secara langsung maupun melalui media sosial seperti facebook, instagram, WAG, dan blog media.

2. Memperhatikan arahan dari Kepala Perpusnas dalam pembukaan kongres  agar kepengurusan bisa diisi oleh kaum milenial

3. Berkomunikasi dengan kandidat yang belum terpilih untuk mengajak bersama-sama  Membangun organisasi IPI agar lebih semakin maju dan bermanfaat bagi semua pustakawan

4. Menyusun progran kerja dengan memperhatikan masukkan dari semua pihak

5. Memasukkan program kerja yang sudah disampaikan oleh kandidat lain dimana program kerjanya sangat bagus bagus sekaligus menjadi peluang dalam membangun organisasi IPI baik secara nasional, regional, dan internasional.

Semoga narasi yang saya tuliskan ini dapat bermanfaat sebagai bagian kecintaan saya terhadap profesi pustakawan yang telah saya geluti sejak masih SMP dulu di tahun 1983, kurang lebih 40 tahun berkecimpung dalam dunia yang berkaitan dengan perpustakaan

1. 1983-1992. Pengelola Taman Bacaan, pengelola perpustakaan sekolah, penjual buku-buku pelajaran sekolah

2. 1993, 1999, 2005 berpendidikan Diploma, S1, dan S2 Ilmu Perpustakaan

3. 1993-1998 berkiprah di Perpustakaan Daerah Timor Timur

4. 1996 dan 2012. Memperoleh penghargaan Pustakawan Teladan Tingkat Nasional juara harapan II. Dan penghargaan Pustakawan Berprestasi tingkat nasional juara I.

5. Berkiprah di Perpustakaan Nasional di Jakarta 2000 sampai sekarang

6. Ketua Komisi Penerbitan PP-IPI 2018-2022

7. Penulis artikel di Kompasiana sejak tahun 2013

8. Pernah mengajar di Universitas Terbuka dan Universitas Indonesia sekitar tahun 2010-2015.

9. Pernah mengajar di Pusdiklat Perpusnas 2005-2019

10. Pernah menjadi tenaga asesor perpustakaan 2018-2020.

11. Narasumber dalam berbagi pelatihan, workshop,.seminar dan sejenisnya mulai tahun 1993 sampai sekarang

Catatan sebelas poin ini diabaikan saja, ini hanya sekedar catatan untuk anak-anak saya kelak jika membaca kembali tentang tulisan ayahnya yang berkaitan dengan Ikatan Pustakawan Indonesia. Dan juga sebagai medan latihan dalam Kepemimpinan Nasional yang sedang saya jalani di Lembaga Administrasi Negara. Marketing Sektor Publik dan Komunikasi sektor publik serta kepemimpinan digital. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun