Self Mastery :
Energi kepemimpinan dan integritas yang sangat kuat terlihat dari kepemiminan yang diterapkan melalui kolaboratif. Membangun integritas dengan berkoordinasi ke berbagai stake holder, tIntegritas untuk melaksanakan ujuan bersama yang disepakati sebagai sumber masalah, motivasi, dilanjutkan dengan implementasi rencana aksi kolaborasi. Integritasyang  kuat ketika dituangkan dalam aturan-aturan yang mengatur dan mengikat (SOP, Perjanjian Kerjasama, dll).
Kepemimpinan  Strategis :Â
Kepimpinan digital
- Pengembangan digital platform dalam pengelolaan data desa dan adaanya Model pembelajarannya yang dikembangkan Digitalisasi Sarana kerja (e-working), Sarana pembelajaran (e-learning): Akademi Desa/LMS, peer dan tatap muka serta pengembangan infrastruktur jaringan di desa, database petani. Pimpinan mengembangkan  digital platform ke market place
- Kepemimpinan kewirausaan
- Transformasi ekonomi didukung dengan Model kewirausahaan sebagai produk unggulan  melalui pasar tani online, akses permodalan dari berbagai bank, korporasi petani (PokTan, BumDes). Pimpinan harus jeli dan cermat membuka peluang kewirausahaan
- Organisasi pembelajaran
- Implementasi organisasi pembelajaran berjalan sangat bagus hal ini dapat terlihat dari (1) Penyediaan Tenaga Penyuluh/Pendamping dan  Perguruan Tinggi dan SMK, (2) Program Pelatihan, (3) Melakukan kegiatan berbasis riset (research based) sebagai sumber informasi hingga dijadikan referensi. Pimpinan mempunyai tanggung jawab dalam organisasi pembelajaran dan mempuyai gagasan dan terobosan dalam pengembangan organiasi pembelajaran
Manajemen StrategisÂ
Manajemen Strategis sektor publik
- Penguatan perencanaan dan regulasi dalam pencapaian tujuan organisasi seperti memhami Prioritas Pembangunan Nasional dalam Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan. Pimpinan yang memahami regulasi seperti PP No. 78 Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan regulasi lainnya.
Isu Strategis
1. Isu strategis nya (1) Percepatan Pembangunan ekonomi di kawasan perbatasan Aruk, Motaain, Skouw. (2) Model kolaborasi tidak dapat diseragamkan untuk seluruh  Kawasan. Pemimpin membutuhkan strategi kolaborasi berbeda yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing wilayah. (3) Food Estate yang akan menjadi acuan bersama dalam pengembangan Food Estate.
2. Marketing Sektor Publik
Pengembangan wilayah dan pemerataan didukung dengan adanya Pendampingan dari Dunia Usaha, Kolaborasi Jaringan Komunitas Bisnis, Pendampingan dari Startup. Pimpinan yang dapat menerapkan marketing institusinya
3. Public Private Parthership (PPP)
- Pengembangan pulau kecil terluar, rawan pangan, daerah perbatasan, dan pasca konflik yang dilakukan oleh pelaku usaha atau mitra. Pimpinan dalam memutuskan  penerapan  PPP haruslah berpihak untuk kepentingan publik