Mohon tunggu...
Suharyanto Mallawa
Suharyanto Mallawa Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan Perpusnas

Belajar Menulis Kepustakawanan dan Perpustakaan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Renungan Diri dan Doa Penguat Ibu

16 Juni 2022   20:48 Diperbarui: 16 Juni 2022   21:00 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri : Saung Pondok Rajeg

Ketika kapal berlayar di samudera yang luas, ombak dan gelombang kadang menghantam kapal dengan keras, guncangannya membuat penumpangnya terkadang ada yang mabuk, pusing, dan mual, Namun ada juga penumpang yang tetap teguh, tenang, dan berpegang kuat ditiang kapal.

Sisi lain dikala laut begitu  tenang menjadi bagian cerita tersendiri, memandang lautan yang luas yang tidak bertepi, langit biru yang cerah bak lukisan yang indah yang tiada tandingannya dengan lukisan yang lain, ikan-ikan bercengkrama di laut yang jernih. Tawa, canda, dan gurau dalam kapal merupakan kebahagian yang mengiring pelayaran di tengah lautan.

Terbesit dalan sanubari alangkah indah dan damainya bila selama berlayar selalu dalam lketenangan, namun mustahil juga bila berlayar tanpa terpaan angin lautan, hujan badai, kilatan petir. Senamg dan bahagia, suka dan duka biarlah menjadi catatan kehidupan. Tetaplah berlayar dengan tetap mendekati mata angin, jika terlepas teruslah berusaha untuk mendekat. Berlayarlah dengan berusama dan belajar membuat kenyaman penumpang walaupun tidak mungkin menyenangkan semua penumpang tapi paling tidak lampung kapal tidak bocor dan menjadi karam.

Tetaplah melaju dengan tenang,   yakinlah bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Tetaplah harus banyak mendengar, apapun yang disampaikan. Bila ada kebaikan jadikan sebagai anugerah dari Allah dan kita bukan siapa-siapa. Bila ada suara yang belum baik jadikan sebagai instropeksi diri untuk segera berbenah diri.

Ikhtiar dan doa haruslah menjadi kendali diri. Rangkul dan genggan erat tali kebersamaan. Jadikan semua kekautan yang ada sebagai penyeimbang.kapal hingga tidak mudah terombang-ambing

Jadikan pelayaran ini sebagai suatu perjalanan yang menyenangkan menuju pelabuhan yang penuh keindahan

Bila ada kekurangan dalam mengendalikan kapal, akui itu sebagai suatu hal yang harus cepat diperbaiki, tanpa harus mengelak apalagi menyalahkan yang lain.

Bila ada keberhasilan, itu adalah peran dari kerja tim dan katakan bahwa semua kebaikan dari Allah semata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun