Selamat Hari Lahir Pancasila
Kota Ende jadi pusat upacara
Mari kita bangkit Bersama
Membangun peradaban dunia
Buah rambutan buah mangga
Dibelinya di pasar minggu
Mari kita peringati hari lahir Pancasila
Bangkit Bersama untuk lebih maju
Rambutan...rambutan... rambutan...suara dikehingan siang hari, membuat saya terkaget-kaget Kok ada yang menjajakan buah rambutan, Â padahal belum musimnya nih...Eh itu suara khasnya bang Miran yang suka keliling di Perumahan Dephan.
Bergegas saya menghampiri penjualnya...
Saya : Wah ada rambutan, manis ga nih bang...
Bang Miran : Jangan tanya lagi be, kalau ga manis ga usah bayar, ambil aja sama keranjang ya, udah cobaiin aja...
Saya : Sya ambil ya bang, langsung dibuka dan di makan.. hhhmmm ya ngelotok dan manis bangettttt
Si abangnya senyum-senyum bahagia, tarohannya mau ngasih sekeranjang ga jadi....
Celoteh sana, celoteh sini, ngobrol ke sana ngobrol ke sini akhirnya terjadilah transaksi rambutan di Saung Pondok Rajeg. Transaksi yang membahagiakan dan saling senang satu dan yang lainnya
Bang Miran penjual rambutan, tinggalnya di kampung Panjang Kecamatan Bojong Gede, seberang kali dari Pondok Rajeg. Bang Miran juga biasa menjajakan segala macam buah-buahan termasuk pisang dan kemarin di saat ppkm  dan covid merebak, bang Miran tetap eksis dengan jualan kelapa, bang Miran kalau bahasa gaulnya ga ada matinya untuk berusaha, dan selalu ada keyakinan jualan pasti ada yang beli. Ikhtiar selalu dilakukan. Doa selalu dipanjatkan
Cerita rambutan di Hari Pancasila mencoba untuk merenungi dalam memaknai nilai-nilai kemanusian dalam kehidup sehari-hari. Saling menghormati, saling membahagiakan, saling membantu, sikap tenggang rasa, mengakui hak dan kewajiban serta persamaan drajat bagi setiap manusia tanpa melihat perbedaan.
Siang-siang makan rambutan
Rasanya manis nikmat sekali
Si abang senyum penuh kejutan
Dagangannya habis besok jualan lagi
Hari ini lahirnya Pancasila
Selesai upacara makan rambutan
Bang Miran nama penjualnya
Orangnya ulet dan penuh keyakinan
Kisah Penjual Rambutan yang selalu berkeliling di Perumahan Dephan Pondok Rajeg. Dan momen ini saya abadikan melalui foto Rambutan di Saung Pondok Rajeg dan juga saya memikul dagangan Rambutan di Depan Rumah. Saung Pondok Rajeg dibangun di masa Covid-19 Tahun 2020 sebagai tempat berkumpulnya keluarga kecil Istri Muliati dan anak-anak, Afif, Afifah, dan Aqilah. Juga tempat berkumpulnya keluarga besar Sumarto dan juga teman SMP dan juga teman-teman kuliah IPB disaat pandemi Covid-19 telah berlalu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H