Saya : Wah ada rambutan, manis ga nih bang...
Bang Miran : Jangan tanya lagi be, kalau ga manis ga usah bayar, ambil aja sama keranjang ya, udah cobaiin aja...
Saya : Sya ambil ya bang, langsung dibuka dan di makan.. hhhmmm ya ngelotok dan manis bangettttt
Si abangnya senyum-senyum bahagia, tarohannya mau ngasih sekeranjang ga jadi....
Celoteh sana, celoteh sini, ngobrol ke sana ngobrol ke sini akhirnya terjadilah transaksi rambutan di Saung Pondok Rajeg. Transaksi yang membahagiakan dan saling senang satu dan yang lainnya
Bang Miran penjual rambutan, tinggalnya di kampung Panjang Kecamatan Bojong Gede, seberang kali dari Pondok Rajeg. Bang Miran juga biasa menjajakan segala macam buah-buahan termasuk pisang dan kemarin di saat ppkm  dan covid merebak, bang Miran tetap eksis dengan jualan kelapa, bang Miran kalau bahasa gaulnya ga ada matinya untuk berusaha, dan selalu ada keyakinan jualan pasti ada yang beli. Ikhtiar selalu dilakukan. Doa selalu dipanjatkan
Cerita rambutan di Hari Pancasila mencoba untuk merenungi dalam memaknai nilai-nilai kemanusian dalam kehidup sehari-hari. Saling menghormati, saling membahagiakan, saling membantu, sikap tenggang rasa, mengakui hak dan kewajiban serta persamaan drajat bagi setiap manusia tanpa melihat perbedaan.
Siang-siang makan rambutan
Rasanya manis nikmat sekali
Si abang senyum penuh kejutan