Masih seputaran Hari Buku Nasional yang diperingati setiap tanggal 17 Mei, Â sore hari ini (18/5), disela-sela rapat reformasi birokrasi, saya mendapatkan pinjaman satu buku dari pak Darmadi, senior, pembimbing dan guru saya di kantor, beliau meminjamkan buku yang berjudul Jejak Singgah yang ditulis oleh Umi Setiarini, S.Ag., S.Pd.,, seorang ibu rumah tangga dari tiga orang anak dan sebagai pengajar, lahir di Sleman Yogyakarta, 21 Agustus 1971. Menamatkan S1 di Fakultas Syari'ah IAIN Yogyakarta dan S1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Terbuka. Sejak lama mempunyai hobi menulis namun tidak pernah dipublikasikan dan buku ini merupakan buku pertamanya. Metadata buku ini adalah Penulis : Umi Setiarini. Penerbitan : Banyumas : Satria Publisher, 2022 Deskripsi fisik : ix, 287 halaman, 21 cm. ISBN 978-623-412-289-3
Dalam perjalan pulang kerja, salemba ke Pondok Rajeg, Cibinong, saya ditemani dengan goresan-goresan buku Jejak Singgah. Sejatinya buku ini merupakan catatan harian, kisah-kisah kehidupan yang penuh renungan dan nasehat-nasehat kehidupan. Membaca buku ini seakan membaca sebuah novel kisah perjalanan kehidupan. Tulisan dalam buku ini dalah sekelumit kisah dari jejak singgah manusia. Ya sesungguhnya kita hanyalah singgah dalam kehiudpan dunia ini yang pada saatnya nanti akan pulang. Pualang dalam keabadian, pulang yang akan ditanya singgah ke mana saja, pulang yang akan ditanya membawa kebaikan apa saja.
Rins merupakan nama pena dari  Umi Setiarini, Jejak singgah merupakan karyanya yang pertama, buku dengan ilustrasi telapak kaki, menyimbolkan langkah-langkah dari penulis dalam menapaki kehidupan. "Tak mudah, penuh keraguan, sangat mendebarkan,  dan butuh waktu yang lama sampai ok....Berani untuk mengumpulkan goresan-goresan pena yang berseragan", Dengan segala kekurangan dan kelebihannya, Alhamdulillah tulisan ini hadir. Demikian kalimat pembuka pada lembaran awal buku.
Secara keseluruh isi buku terdiri 46 tulisan, berikut judul-judul tulisannya:
- Dakwah
- Bersamanya
- Lupakan masa lalumu
- Gudang rahasia
- Bekas luka
- Tanpa kau sadari
- Bahagia
- Surga di bawah telapak kaki ibu
- Pencuri sejati
- Tentang rindu yang hilang
- Aku iri banget
- Janjiku padamu
- Nasi sudah jadi bubur
- Jodoh
- Mbah Haji dan ponsel tuanya
- Nol yang berharga
- Simalakama
- Hanya Running text
- Kau dan aku
- Aku pintar?
- Kamera CCTV
- Wanita surga
- Gak level
- Arti sebuah masalah
- Masalah
- Apa passion itu
- Taka da maaf bagimu
- Rindu kampung halaman
- Takdir
- Wanita, pintu surgamu ada di rumahnya
- Pasanganmu adalah pakaianmu
- Untukmu para ayah
- Jangan takut
- Seperti Casing
- Ada pertemuan pasti ada perpisahan
- Attitude
- Masalah
- Belenggu itu Bernama harus
- JAngan pedulikan aku lagi
- Bahasa santunnya
- Indahnya bersamau
- Sunyi
- Bukan gubuk derita
- Back to basic
- Surat cintanya
- Panggil dia
Tulisan yang menarik perhatian saya, dalam perjalan pulang adalah tentang Surga di bawah telapak kaki Ibu....Anak laki-laki bertanggung jawab kepada Ibunya. Allah yang sudah membuat peraturan ini dan semua yang berasal dari Allah harus kita taati. Aturan dari Allah adalah kebenaran dan kebaikan yang akan mendatangkan maslahat bagi semua manusia di dunia, dan tidak ada ketetapan Allah yang merugikan manusia, demikian kutipan tulisan pada halaman 46. Â Â
Di kehingan malam bulan begitu syahdu
Di temani bintang yang menghangatkan kalbu
Jejak singgah menjadi langkah yang di tuju
Sekelumit kisah surga di telapak kaki ibu
Membaca kisah hidup yang penuh makna