Susunan tanah gambut ialah sisa-sisa pohon, lumut, rerumputan, dan binatang yang sudah mati dan  lapuk. Tanah gambut terbentuk di lingkungan basah. Proses dekomposisi tanah gambut bisa terhambat oleh karena kondisi anaerob sehingga sedikitnya jumlah organisme pengurai. Menurut Agus dan Subiksa (2008), lapisan-lapisan tanah gambut terbentuk dalam jangka waktu sekitar 10.000-5.000 tahun yang lalu. Hutan gambut di Indonesia diduga terbentuk sejak 6.800-4.200 tahun. Semakin dalam tanah gambut semakin tua umurnya. pembentukan tanah gambut berkisar 0-3 mm per tahun.
Proses pembentukan gambut mulai ketika danau yang dangkal ditumbuhi tanaman air dan vegetasi lahan basah lainnya. Tumbuhan air yang mati kemudian melapuk dan membentuk lapisan organik di dasar danau. Lapisan demi lapisan terbentuk di atas tanah mineral di dasar danau, lama kelamaan danau menjadi penuh dan terbentuklah lapisan gambut. Lapisan gambut yang dalam danau tersebut disebut gambut topogen.
Mengapa tangan kita harus merusak lahan gambut? Lahan gambut mengalami kerusakan karena aktivitas manusia, seperti konversi hutan gambut menjadi lahan pertanian, perkebunan dan kehutanan. Lahan gambut di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Ironis sekali Indonesia memiliki laju kerusakan gambut tertinggi. Kerusakan terbesar diakibatkan oleh konversi lahan untuk perkebunan kelapa sawit dan pulp.
Padahal pengeringan lahan gambut merupakan ulah kerusakan gambut yang tidak dapat kembali (irreversible). Menurut transformasi.org, air dalam tanah gambut semakin digembosi, maka gambut akan semakin kehilangan kemampuan dalam menyimpan air. Alhasil ketika kemarau, maka terjadi kerawanan kebakaran. Proses kebakaran hutan gambut ibarat upaya pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer dan memusnahkan berbagai macam keanekaragaman hayati hutan. Sebaliknya di musim hujan hutan tidak bisa menyerap air dengan baik yang menyebabkan bencana banjir.
Permenungan: Memantau Gambut Berarti Sedang Memantau Kelanjutan Hidup
Tahukah Anda mengapa kita semua perlu memantau keberadaan lahan gambut? Sebab lahan gambut menyimpan 550 G ton karbon. Lebih tepatnya, jumlah yang sebesar ini setara dengan 75% karbon yang ada di atmosfir. Bayangkan! Jumlah ini setara dengan dua kali jumlah karbon yang dikandung seluruh hutan non-gambut, itu artinya sama dengan jumlah karbon dari seluruh biomassa yang ada di seluruh bumi!
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Fahmuddin dan Subiksa, I .G. Made. 2008. Lahan Gambut: Potensi untuk Pertanian dan Aspek Lingkungan. Artikel. Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre.