Kompos merupakan salah satu jenis pupupk organik. Kompos adalah bahan-bahan organik (sampah organik) yang telah mengalami proses pelapukan karena adanya interaksi antara mikroorganisme (bakteri pembusuk ) yang bekerja di dalamnya. Kotoran sapi merupakan salah satu bahan yang mempunyai potensi untuk dijadikan kompos. Pupuk kompos merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dan alami daripada bahan pembenah buatan/sintetis. Pada umumnya pupuk organik mengandung hara makro N,P,K rendah, tetapi mengandung hara mikro dalam jumlah cukup yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
Perangkat Desa Sringin bersama warga sekitar mengajak mahasiswa/i KKN MIT DR 13 UIN Walisongo untuk mengadakan kegiatan pelatihan pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi. Kegiatan tersebut dilakukan pada pagi hari di salah satu gudang rumah warga Desa Sringin yang teduh. Warga dan mahasiswa/i KKN bekerja sama untuk pembuatan pupuk organik tersebut.
Untuk bahan yang diperlukan untuk pembuatan pupuk organik adalah kotoran sapi, sekam padi, molases, dekomposer (stardec), dan air secukupnya. Sedangkan alat yang diperlukan adalah cangkul 2 buah dan sekop 2 buah untuk mengaduk bahan kompos dan melakukan pembalikan, terpal untuk menutup adukan kompos, gudang untuk menyimpan kompos, ember 2 buah untuk mengambil air dan mengencerkan molases, karung untuk mengemas kompos. Serta tempat teduh dari sinar matahari dan hujan untuk proses pembuatan kompos dibagi menjadi 4 bagian. Bagian I proses pengadukan, bagian II adukan umur 1 minggu, bagian III adukan umur 2 minggu, dan bagian IV kompos sudah jadi dan pengemasan kompos.
Pembuatan pupuk porganik juga ada langkah yang harus diikuti untuk menjadi kompos yang jadi dan baik. Untuk langkahnya adalah bahan kompos disiapkan kotoran sapi di bawah dan sekam padi di atasnya, lalu taburkan stardec (dekomposer). Kemudian molasses diencerkan dan disiramkan secara merata di atas adukan, aduk bahan kompos sampai rata. Atur kelembapan 60% dengan ciri apabila digenggam tidak pecah, tidak ada tetesan air dan tangan tidak basah. Apabila kurang lembab ditambah air secukupnya.
Kemudian bahan yang sudah diaduk ditutup dengan terpal. Pembalikan dilakukan setiap minggu. Pengecekan proses pengomposan dilakukan pada hari ketiga, apabila terasa panas, maka terjadi proses pengomposan. Proses pengomposan berlangsung selama 3 minggu. Setelah 3 minggu kompos sudah jadi ditandai dengan bahan kompos tidak panas dan tidak bau.
Kompos yang sudah jadi dan baik mempunyai ciri khusus diantaranya warna kompos coklat kehitaman. Aroma kompos yang baik tidak menyengat, tetapi mengeluarkan aroma seperti bau tanah atau bau humus hutan. Apabila dipegang da dikepal, kompos akan menggumpal. Apabila ditekan dengan lunak, gumpalan kompos akan hancur dengan mudah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H