Mohon tunggu...
Muhammad Malindo
Muhammad Malindo Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Kata

Suka kopi, kata, musik, rindu, dan puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Argumentasi Tak Berdimensi

3 Juli 2024   22:38 Diperbarui: 3 Juli 2024   22:41 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

apapun jenis kimia kausalitas

dari hasil akhir aposteriori, entitas rindu

pasti membentur sekat-sekat hukum fisika.

karena itu biologi jengkel lantas melancarkan 

tembakan-tembakan temberang neuron aktif

demi apologi asal mula pelukan dan ciuman.

sementara apriori terus eksis konservatif 

menuntun transendental seluruh aku

pada realita, bahwa adamu

tak sekedar tiba yang lekas tiada.

Mekko 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun