Mohon tunggu...
Muhammad Malindo
Muhammad Malindo Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Kata

Suka kopi, kata, musik, rindu, dan puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

77 Warna Langit Sore yang Efeknya Baper

12 April 2023   20:59 Diperbarui: 12 April 2023   21:15 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

berbelit-belit asap rokokku balut aroma parfum di atas kepalamu
satu cangkir saja, cukup untuk berdua
di warung kopi ini kita bongkar gundukan-gundukan sejarah mendung
segala rahasia gerimis yang membuat kita nyaris bagai sepasang burung kertas dikoyak hujan
selalu ingin aku samakan pertemuan-pertemuan remeh semacam ini  dengan 77 warna langit sore yang efeknya baper
kalau saja tak ada kopi hitam senikmat rindu paling berat antara kita berdua
hinggapkan hati yang sayapnya retak seribu di bawah mata lampu sesuram masa lampau
kau menyimak degup jantung sunyi di sudut meja
aku mengeja huruf-huruf mati di balik lipstik pink yang kau sisakan di bibir cangkir
maka sebelum sepoi menyelinap masuk mengurai rambut yang jatuh menuruni alis, mata, pipi, hingga dagumu, aku pastikan tak 'kan lagi sanggup berpaling meski sekadar pura-pura tidak jatuh hati pada perempuan semenderita kau di rezim ini

Mekko 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun