Mohon tunggu...
Muhammad Malindo
Muhammad Malindo Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Kata

Suka kopi, kata, musik, rindu, dan puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Manusia Handphone

6 April 2023   17:56 Diperbarui: 6 April 2023   18:55 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dituntun handphone, laki-laki yang
mukanya tinggal kulit dan tengkorak itu
telah menemukan jodoh yang diimpi-impikan.

Jodoh impian zaman handphone tak lain
ialah perempuan yang tubuhnya kurus.
Yang kalau berjalan, gemeratak tulangnya
mampu membongkar sunyi para filsuf.

"Keluarga Handphone ni bos, senggol, dong!"
Pekik laki-laki yang mukanya tinggal kulit
dan tengkorak. Malam, ketika isterinya berhasil menghadirkan bayi kembar yang tentu saja
bentuk muka dan kepala mereka sama: kotak.

Sudah banyak orang di rumah sakit rebutan menggendong bayi kembar itu. Tapi bayi
kembar terlalu sibuk mencari nafas terbaik untuk menghirup zaman yang kata para
peneliti bisa menyulap selesma jadi covid.

Datang segerombolan suster muda memuji,
"Wah, lucu sekali bayi bapak. Masih bayi sudah
mirip handphone. Dengan gaya apa itu dibikin?"

Dalam posisi jongkok, laki-laki yang mukanya tinggal kulit dan tengkorak menjawab,
"itu asli pesanan netizen.
Kami bikin dengan gaya yang paling simpel, Bu.
Goyang bento" sambil digerak-gerakkannya
pantatnya yang tinggal kulit membungkus
tulang dan kentut.

Segerombolan suster muda cekikikan,
"wah, itu kesukaan kami, lho, Pak! Goyang bareng, ah!"

Sementara, perempuan kurus yang
berbaring lurus tidak mau ketinggalan.
Perlahan tapi pasti ia bangkit.
Tentu saja, diiringi derit ranjang
dan bunyi tulang-tulang mau roboh

Ende-Maumere-Flotim 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun