Membaca adalah hal yang sangat penting untuk semua orang karena dengan membaca kita mendapatkan ilmu baru yang akan bermanfaat bagi kehidupan kita. Selain itu membaca juga dapat mengasah daya pemahaman kita. Ketika sedang membaca disitulah kita berpikir. Dengan berpikir otomatis otak kita akan terasah. Sehingga dengan otak yang terasah itu akan dapat memudahkan segala apa kita kerjakan.
Terutama bagi anak-anak. Membaca sangatlah penting. Karena mereka karena sedang berada pada masa pertumbuhan. Ketika masa pertumbuhan dibarengi dengan otak yang cerdas maka kecerdasan itu akan menunjang pertumbuhan yang optimal.
Salah satu sumber bacaan yang paling opsional adalah buku. Dengan membaca buku kita dapat mengetahui tentang suatu informasi secara komplit. Karena dalam suatu buku sesuatu akan dibahas secara tuntas dan mendetail. Tetapi sampai saat ini minat membaca di Indonesia masih rendah.
Tidak sulit untuk menemukan hasil dari berbagai survei bahwa index literasi di Indonesia masih sangatlah rendah. Banyak anak-anak yang merasa bahwa membaca buku adalah hal yang menjemukan. Kenapa bisa demikian? Bukankah membaca adalah hal yang menyenangkan?.
Sekarang mari kita coba mengingat apa yang terjadi pada seseorang ketika masih duduk dibangku sekolah. Ketika seorang guru menyuruh untuk mengerjakan soal-soal tugas dan jawaban kita tidak sesuai dengan buku LKS atau pendapat guru sudah pasti jawaban kita akan disalahkan. Dari situ anak-anak akan berpikir, "kalau memang sumber yang benar hanya LKS dan pendapat guru untuk apa kita membaca buku-buku yang lain?".
Berdasarkan pengalaman itu timbullah perspektif anak tentang buku. Mereka menganggap bahwa membaca buku sangatlah membosankan.
Setiap hari mereka hanya berkutat dengan buku LKS. Dan kebanyakan pembelajaran hanya satu arah. Mereka harus mengiyakan argumen guru tanpa ada dialektika. Sehingga mereka tidak terlatih untuk berpikir dan berargumentasi.
Andai perbedaan pendapat lebih dihargai. Toh tidak semua kebenaran bersifat absolut. Terkadang kebenaran itu relatif. Ketika perbedaan sumber informasi atau pendapat lebih ditolerir anak-anak akan lebih bersemangat untuk mencari buku atau sumber referensi hingga mereka akan menemukan berbagai jenis bacaan yang menarik. Mereka akan lebih rajin ke perpus dan peluang mereka menemukan untuk buku bacaan yang sesuai dengan minat mereka akan lebih besar.
Selain itu faktor lingkungan juga sangat berpengaruh. Ketika seorang anak dikelilingi oleh orang-orang yang gemar membaca mereka tidak akan merasa asing dengan buku. Sehingga menyuruh mereka untuk membaca tidaklah sulit. Apalagi jika kedua orangtua mereka sendiri gemar membaca.
Terkadang orang tua sangat bersemangat menyuruh anaknya membaca buku. Akan tetapi mereka lupa untuk memberi contoh langsung kepada anaknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H