Suara jangkrik pun bisa benyanyi merdu dan menghiasi malam di gang yang terletak di Desa Bumiaji itu.
Embun pagi pun tersenyum dan semakin menyadarkan warga jika perkenalan secara "instan" dengan orang baru itu harus lebih hati-hati.
Dan untuk memilih pemimpin masjid, warga kini perlu mengenal "track record" siapa dia, dan darimana asalnya.
Gambaran memilih pemimpin yang dikenal secara instan menjadi pelajaran warga di gang itu, sehingga mereka semakin sadar perlu mengenal lebih jauh calon pemimpin masjid di wilayah itu.
Memang, menjadi salah satu kewajiban bagi semua orang bila akan memilih pemimpin atau presiden harus lebih teliti dan mengenal siapa dia, sebab seorang pemimpin tak bisa dikenal hanya dengan hitungan bulan, apalagi minggu.
Keberadaan media yang kini berperan banyak mengenalkan seorang pemimpin, wajib dan perlu dilihat apakah media itu cukup obyektif atau berimbang dalam menginformasikan seorang pemimpin.
Sebab, kemalasan dalam mencari tahu latar belakangnya calon pemimpin membuat bangsa ini semakin terpuruk, karena salah satu faktor majunya bangsa bisa dilihat dari masyarakatnya yang teliti dan cerdas dalam memilih pemimpinnya.
Dan metode memilih pemimpin yang baik dan bertanggungjawab pun tidak bisa dilakukan secara "instan" hanya melalui media massa seperti televisi, koran dan lainnya.
Diperlukan pertimbangan yang matang, sehingga tidak akan muncul ungkapan kaget seperti "Pemimpinku Lho..!!!, dan "Masyarakatku pun Lho..!!!. (twitter @malikpunya)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H