Mohon tunggu...
Maulana Malik
Maulana Malik Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Efektivitas Konten Visual Politik Sebagai Penggerak: Transformasi Nilai Politik Generasi Z oleh Media Massa

22 Desember 2024   23:40 Diperbarui: 23 Desember 2024   00:08 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan teknologi komunikasi telah membawa transformasi yang signifikan dalam cara masyarakat, khususnya Generasi Z, mengakses informasi dan memahami isu-isu politik. Generasi yang lahir di tengah era digital ini dikenal dengan kemampuan mereka yang luar biasa dalam menyerap konten visual. Di tengah derasnya arus informasi, media massa memanfaatkan kekuatan konten visual untuk menyampaikan pesan politik yang lebih mudah dipahami, menarik, dan relevan.

Media massa, sebagai salah satu pilar demokrasi, memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi politik. Dalam beberapa dekade terakhir, kita menyaksikan pergeseran dari penyampaian informasi berbasis teks menuju konten visual yang lebih dinamis, seperti infografis, video pendek, meme, dan animasi. Tren ini dipicu oleh meningkatnya preferensi audiens muda terhadap bentuk komunikasi yang lebih interaktif dan menarik. Platform seperti Instagram, YouTube, dan TikTok menjadi lahan subur bagi media massa untuk menyebarluaskan konten visual politik. Dengan memanfaatkan algoritma platform tersebut, pesan politik dapat menjangkau jutaan pengguna dalam waktu singkat. Dalam konteks ini, media massa tidak lagi hanya berperan sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai kurator narasi politik yang memengaruhi persepsi publik. Generasi Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, dikenal sebagai digital native. Mereka tumbuh bersama internet, media sosial, dan perangkat teknologi yang canggih. Hal ini menjadikan mereka sangat terampil dalam mencerna informasi dalam format visual.

Bagi Generasi Z, konten visual politik memiliki daya tarik tersendiri, dibandingkan dengan artikel web yang panjang dan penuh teks, Generasi Z cenderung lebih memilih konten visual yang lebih cepat dicerna. Format visual memungkinkan mereka memahami inti dari suatu isu dalam hitungan detik, sesuai dengan gaya hidup mereka yang serba cepat dan multitasking. Hal ini menunjukkan bagaimana pentingnya pendekatan visual dalam menarik perhatian Generasi Z terhadap isu-isu politik. Video yang menyentuh emosi, atau meme yang sarat humor, menjadi sarana edukasi sekaligus hiburan. Konten seperti ini tidak hanya menarik perhatian mereka tetapi juga memotivasi mereka untuk terlibat dalam diskusi politik, baik di dunia maya maupun nyata. Salah satu kekuatan konten visual adalah kemampuannya untuk menyederhanakan isu politik yang kompleks menjadi sesuatu yang mudah dipahami. Sebagai contoh, selama masa kampanye pemilu, media massa sering kali menggunakan infografis untuk menjelaskan program kerja kandidat, statistik pemilih, atau peta daerah pemilihan. Dengan cara ini, Generasi Z dapat memahami isu-isu politik tanpa merasa kewalahan oleh kompleksitasnya. Selain itu, video dokumenter pendek yang membahas isu-isu sosial-politik tertentu juga mendapatkan tempat di hati Generasi Z. Video semacam ini sering kali tidak hanya memberikan informasi tetapi juga membangkitkan emosi, yang pada akhirnya mendorong audiens untuk mengambil tindakan, seperti ikut serta dalam petisi atau mendukung gerakan sosial tertentu. Meme politik menjadi salah satu bentuk konten visual yang sangat populer di kalangan Generasi Z. Meme memiliki kekuatan untuk menyampaikan kritik politik dengan cara yang ringan dan humoris. Dalam banyak kasus, meme politik berhasil membuka ruang diskusi yang lebih inklusif, karena formatnya yang santai dapat menjangkau audiens yang sebelumnya mungkin tidak tertarik pada isu politik.

Namun, penggunaan meme politik juga memiliki tantangan tersendiri. Dalam beberapa kasus, meme dapat menyederhanakan isu politik secara berlebihan, yang berpotensi menyesatkan audiens. Oleh karena itu, media massa perlu berhati-hati dalam memproduksi atau memoderasi konten semacam ini. Konten visual politik tidak hanya memengaruhi cara Generasi Z memahami isu politik, tetapi juga membentuk nilai-nilai politik mereka. Melalui paparan konten visual, Generasi Z cenderung lebih progresif dalam pandangan politik mereka. Mereka lebih peduli terhadap isu-isu global seperti perubahan iklim, kesetaraan gender, dan keadilan sosial. Namun, ada juga sisi gelap dari fenomena ini. Penyebaran informasi palsu (hoaks) dalam bentuk konten visual menjadi tantangan besar. Generasi Z, meskipun sangat terampil secara digital, tidak sepenuhnya kebal terhadap manipulasi informasi. Oleh karena itu, literasi media menjadi kunci untuk memastikan mereka dapat memilah informasi yang kredibel.

Media massa memiliki tanggung jawab besar untuk tidak hanya menyampaikan informasi tetapi juga meningkatkan literasi politik di kalangan Generasi Z. Salah satu cara yang efektif adalah dengan mengintegrasikan elemen edukasi dalam konten visual yang mereka produksi. Sebagai contoh, media massa dapat menyertakan sumber data yang jelas dalam setiap infografis yang mereka buat. Mereka juga dapat memproduksi konten video yang tidak hanya menjelaskan suatu isu tetapi juga memberikan panduan tentang bagaimana audiens dapat berkontribusi dalam proses politik, seperti cara mendaftar sebagai pemilih atau memahami undang-undang tertentu. Konten visual politik yang diproduksi oleh media massa telah membawa transformasi besar dalam cara Generasi Z memahami dan terlibat dalam politik. Dengan memanfaatkan kekuatan visual, media massa mampu menjangkau audiens muda yang sebelumnya mungkin merasa asing dengan dunia politik.

Namun, transformasi ini juga membawa tantangan, terutama dalam memastikan bahwa informasi yang disampaikan tetap kredibel dan tidak menyesatkan. Oleh karena itu, penting bagi media massa untuk terus berinovasi dalam memproduksi konten visual yang edukatif, menarik, dan bertanggung jawab. Generasi Z, dengan segala keunikan mereka, memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dalam masyarakat. Dengan dukungan media massa yang bertanggung jawab, mereka dapat mengembangkan nilai-nilai politik yang progresif dan berkontribusi secara positif dalam membangun masa depan yang lebih baik. Transformasi nilai politik ini, yang didorong oleh kekuatan konten visual, menjadi bukti nyata bagaimana teknologi komunikasi dapat menjadi alat yang kuat untuk mendorong partisipasi politik di era digital.

Penulis : Maulana Malik Nurmansyah, Mahasiswa Jurnalistik Semester 5, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun