Mohon tunggu...
Malik Ibnu Zaman
Malik Ibnu Zaman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Suka baca buku

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Peran Bahasa Indonesia dalam Menyatukan Perbedaan

8 Mei 2024   22:26 Diperbarui: 8 Mei 2024   22:43 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak awal perkembangannya, Bahasa Indonesia telah mencerminkan proses sosial, budaya, dan politik yang menjadi pandangan bersama sebagai bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Bahasa Indonesia dapat dianggap sebagai cermin dari semangat kebangsaan untuk memajukan Bhinneka Tunggal Ika. Sebagai hasil dari proses sosial-budaya yang beragam, Bahasa Indonesia memiliki beberapa ciri khas.

Pertama, Bahasa Indonesia bersifat inklusif dan terbuka. Berbagai bahasa daerah dan asing telah diserap dan kemudian menjadi bagian dari Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia mencerminkan proses komunikasi yang inklusif dan interaksi masyarakat yang melibatkan berbagai kelompok, termasuk hubungan dengan bangsa lain. Maka dari itu, konsep "pemurnian bahasa" tidak sejalan dengan prinsip inklusif yang menjadi inti dari Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia tetap hidup karena sifat inklusifnya.

Kedua, Bahasa Indonesia bersifat pluralis. Bahasa Indonesia menerima perbedaan dan keragaman sebagai kekayaan bangsa. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mencerminkan semangat Bhinneka Tunggal Ika, yaitu keberagaman yang menjadi warisan bangsa. Bahasa Indonesia akan terus berkembang karena pluralisme adalah karakteristik yang mendasar dari bahasa tersebut. Tanpa pluralisme, Bahasa Indonesia akan kehilangan jiwa.

Ketiga, Bahasa Indonesia bersifat demokratis dan egaliter. Semua orang, tanpa memandang status sosial, latar belakang, suku, atau agama, dapat berkomunikasi langsung menggunakan bahasa yang sama. Tidak ada hierarki sosial dalam penggunaan Bahasa Indonesia. Karena itu, Bahasa Indonesia dengan cepat dapat menjadi "bahasa kemanusiaan" di mana semua orang dianggap setara dalam penggunaan Bahasa Indonesia.

Keempat, Bahasa Indonesia bersifat sebagai perekat bangsa. Kehadiran Bahasa Indonesia dapat diterima di semua daerah, wilayah, agama, dan etnis, baik di perkotaan maupun pedesaan, oleh perempuan dan laki-laki. Bahasa Indonesia telah lama menjadi perekat persatuan bangsa sebelum Republik Indonesia berdiri. Dengan karakteristik ini, sikap yang menentang pluralisme, inklusivitas, kesetaraan, dan yang memecah belah persatuan bangsa, dianggap sebagai ancaman bagi kelangsungan Bahasa Indonesia.

Oleh karena itu, inklusivitas, kesetaraan, dan pluralisme yang melekat pada Bahasa Indonesia perlu dikelola untuk keperluan pembangunan sosial, politik, dan ekonomi bangsa. Kebijakan penggunaan Bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing dalam pendidikan harus dirancang untuk memperkuat peran Bahasa Indonesia sebagai penjaga identitas bangsa yang menyatukan keragaman suku bangsa di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun