Mohon tunggu...
Malik Ibnu Zaman
Malik Ibnu Zaman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Suka baca buku

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Alasan Menjadi Anak Senja

26 Maret 2021   15:36 Diperbarui: 26 Maret 2021   15:44 2320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasti para pembaca sering mendengar julukan anak senja. Julukan ini diberikan kepada seseorang yang menyukai musik indie, penikmat kopi, penikmat senja, dan sastra. Anak senja diidentikan dengan para barisan patah hati yang ahli dalam puisi. Ada beberapa alasan generasi milenial menjadi anak senja. Berikut ini adalah lima alasan generasi milenial menjadi anak senja.

1.Yang pertama alasan seseorang menjadi anak senja adalah biar terlihat keren, menjadi keren adalah idaman semua orang, dengan menjadi keren tentunya akan banyak yang naksir dan jatuh cinta. Minimal punya pengagum dan tidak merasa kesepian.

2.Alasan yang kedua adalah menikmati patah hati, seseorang yang patah hati bisa menjadi positif atau negatif. Menjadi anak senja termasuk ke dalam hal yang positif, menikmati senja, musik, kopi membuat pikiran menjadi tenang, meluangkan kegelisahan ke dalam bait-bait syair dapat melegakan hati.

3.Dan selanjutnya alasan yang ketiga adalah bersyukur, menjadi anak senja membuat kita mengagumi betapa indahnya ciptaan tuhan, dan pastinya membuat Kita bersyukur karena diberi sebuah kenikmatan dalam hidup, melihat senja, ditemani secangkir kopi, sambil mendengarkan musik. Betapa tenang hidup ini, dapat melupakan masalah yang ada.

4.Alasan berikutnya, alasan yang keempat adalah mencari inspirasi. Dengan inspirasi dapat menghasilkan karya, seperti musik, cerpen, puisi, novel. Hal ini membuat nama kita dikenang karena dengan karya membuat nama Kita abadi, dan akan selalu dikenang.

5.Berikutnya alasan yang kelima, adalah lari dari kesepian, daripada merasa kesepian mending menjadi anak senja. Menikmati senja bisa di pantai atau gunung, dengan hal ini Kalian akan merasa tidak kesepian dan tidak merasa sendiri lagi. Siapa tahu di tempat tersebut bisa mendapatkan jodoh, sama-sama anak senja tentunya hal ini adalah hal keren.

Menurut Saya senja bukan hanya soal rasa, tapi senja adalah soal pilihan dan gaya hidup positif. Senja bukan menggambarkan kehilangan, tapi justru senja adalah kehadiran yaitu kehadiran hati dari rasa kesendirian dan kesepian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun