Mohon tunggu...
Malik Fajar
Malik Fajar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lagi suka menulis

Hii, Seorang blogger yang suka menulis hal-hal random di internet. Mungkin tulisannya tidak sebagus dan serapi penulis-penulis lain yang sudah menggeluti dunia penulisan sejak lama.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Membiasakan Diri Dengan Dunia Yang Lebih Hangat

28 Januari 2025   08:00 Diperbarui: 27 Januari 2025   23:37 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Alain Nkingi: https://www.pexels.com/photo/women-and-men-carrying-water-in-basins-and-jugs-13428229/ 

Hutan menyimpan dan mengatur air. Lahan basah mencegah banjir dan memberi air untuk petani dan kota. Terumbu karang adalah rumah ikan yang dimakan komunitas laut . Tetapi,  semua itu  dan pertahanan alami lain menghadapi perubahan iklim dan sedang menghilang dengan cepat.

Dunia setiap tahun kehilangan 3 juta hingga 4 juta hektar hutan tropis dan Indonesia menjadi salah satu penyumbangnya. Bila diteruskan besar kemungkinan pemanasan mencapai 2°C akan segera terjadi. Terumbu karang mati.

Banyak negara sudah mulai memberikan perhatian akan hal itu. Di Nigeria, petani menjadi pelopor reboisasi yang akhirnya menaikan hasil panen mereka. China mulai memprioritaskan seperempat area daratannya untuk promosi konservasi dan pelestarian lingkungan.

Meksiko menjaga daerah aliran sungai untuk meningkatkan akses terhadap air bersih dan sanitasi. Juga untuk melestarikan lingkungan alam dan keanekaragaman hayati di sekitar daerah aliran sungai.

Beberapa negara termasuk Indonesia mungkin dapat memulainya dengan penanaman hutan mangrove di area pesisir pantai. Mangrove mengurangi luapan air, mencegah banjir rob, dan melindungi habitat ikan. Menanam mangrove lebih murah daripada membangun pemecah ombak, dan pohon-pohonya juga memperbaiki mutu air di pesisir pantai.

Menanam mangrove merupakan investasi yang bagus. Mangrove membantu mengurangi kerugian akibat banjir.

Photo by Alain Nkingi: https://www.pexels.com/photo/women-and-men-carrying-water-in-basins-and-jugs-13428229/ 
Photo by Alain Nkingi: https://www.pexels.com/photo/women-and-men-carrying-water-in-basins-and-jugs-13428229/ 

Kita Akan Memerlukan Lebih Banyak Air  Minum

Selagi danau dan air tanah kian menyusut atau tercemar, makin sulit untuk menyediakan air minum untuk semua yang membutuhkannya. Hal itu, membuat lebih dari 700 juta orang di dunia kesulitan untuk mendapatkan akses air bersih. 

Inovasi seperti menghilangkan garam dari air laut agar airnya bisa diminum, pengambilan air dari udara, dan sebagainya sudah mulai dikembangkan. Tapi, itu tidak murah.

Sementara orang yang membutuhkan air bersih mayoritas berasal dari negara-negara miskin. Mereka hanya mampu membuat sumur atau mencari sumber air seadanya. 

Sampai inovasi itu terjangkau, kita perlu langkah praktis yang akan menurunkan kebutuhan air dan meningkatkan pasokan air. Mulai dari mengolah kembali limbah air, penggunaan irigasi seperlunya, dan mencoba untuk menggunakan air sebijak mungkin.

Mendapatkan akses air bersih yang layak,  tidak cukup murah untuk si miskin 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun