Mohon tunggu...
Malik Fajar
Malik Fajar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lagi suka menulis

Hii, Seorang blogger yang suka menulis hal-hal random di internet. Mungkin tulisannya tidak sebagus dan serapi penulis-penulis lain yang sudah menggeluti dunia penulisan sejak lama.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Membiasakan Diri Dengan Dunia Yang Lebih Hangat

28 Januari 2025   08:00 Diperbarui: 27 Januari 2025   23:37 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perhatikan orang-orang paling rentan. Perempuan bukan satu-satunya kelompok rentan, tetapi kelompok terbesar. Faktor ekonomi, sosial, budaya, dan politik membuat petani perempuan menghadapi kesulitan yang lebih besar dibandingkan petani laki-laki. Mereka boleh jadi tidak bisa memiliki hak atas tanah atau akses yang setara atas air, pupuk, bahkan perkiraan cuaca.

Penelitian dari PBB mendapatkan apabila perempuan mendapatkan akses sumber daya yang sama seperti laki-laki, mereka akan menghasilkan hasil panen 20 sampai 30 persen lebih banyak dan itu bisa mengurangi jumlah orang kelaparan di dunia antara 12 hingga 17 persen.

Pertimbangkan perubahan iklim dalam keputusan kebijakan. Anggaran yang disisihkan untuk bidang pertanian mengalami pemangkasan tiap tahunnya. Begitupun dengan alokasi anggaran untuk penanganan perubahan iklim yang masih relatif rendah.

Indonesia membutuhkan rata-rata dalam setahun sebesar Rp 266, 3 triliun untuk penanganan perubahan iklim hingga tahun 2030. Namun, rata-rata alokasi apbn hanya Rp 37,9 triliun dalam kurun waktu 2020-2022 (Sumber). 

Pemerintah harus mulai membuat kebijakan dan intensif untuk petani mengurangi emisi dan menumbuhkan banyak tanaman pada waktu bersamaan.

Orang kaya dan kelas menengah menyebabkan sebagian besar masalah perubahan iklim. Orang-orang termiskin tidak sebanyak mereka dalam menyebabkan masalah, tetapi akan menderita paling buruk karena perubahan iklim.

Kota-Kota Perlu Mengubah Cara Tumbuh

Semua kota akan dipengaruhi perubahan iklim, namun kota-kota di pesisir pantai akan mendapatkan masalah terburuk. Orang-orang akan terusir karena naiknya permukaan laut.

Maka dari itu, kota-kota harus bersiap menghadapi perubahan iklim dan mulai mengubah cara mereka bertumbuh. Mulai dari proses perencanaan yang memperhatikan risiko iklim dan dampak perubahan iklim.

Misalnya memetakan daerah-daerah rawan bencana seperti banjir, longsor, hingga kebakaran hutan. Dengan begitu, akan timbul keputusan yang lebih baik bagaimana cara merancang lingkungan  pemukiman dan industri yang adaptif terhadap perubahan iklim.

Bukan hanya mengubah dari segi infrastruktur kota saja, perubahan iklim memaksa kita untuk mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan yang baru. Kota-kota dengan panas ekstrem dan masyarakat yang tidak mempunyai AC membutuhkan fasilitas kesejukan untuk menghindari cuaca panas.

Image by Sean Phillips from Pixabay
Image by Sean Phillips from Pixabay

Kita Sebaiknya Memperkuat Pertahanan Alami

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun