Di tahun 2024 terdapat 11 bulan dan 75% hari memiliki suhu permukaan udara dunia rata-rata 1.5°C. Januari hingga April dan Oktober hingga Desember menjadi yang tertinggi, antara 1.58°C dan 1.78°C .
Selain itu juga ada kenaikan suhu rata-rata permukaan air yang cukup signifikan. Di samping karena adanya fenomena El-Nino, kenaikan suhu ini disebabkan juga oleh penggunaan bahan bakar fosil dan masifnya deforestasi yang terjadi.
Pada tahun 2024, rata-rata temperatur permukaan laut menyentuh angka tertinggi di 20.87°C dalam rentan waktu Januari hingga Juni.
Tahun 2023-2024 menjadi tahun yang hangat jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, karena fenomena el-nino dan percepatan pemanasan iklim oleh manusia.
Ada juga fenomena lain yang mendukung yang peningkatan suhu di tahun 2023-2024, seperti letusan gunung berapi Hunga Tonga–Hunga Haʻapai pada bulan Januari 2022, berkurangnya jumlah awan, siklus matahari maksimum, dan peningkatan efek rumah kaca akibat tambahan uap air di atmosfer.
Lalu bagaimana dengan tahun 2025? Met Office Forecast mengungkapkan bahwa kemungkinan besar tahun 2025 akan menjadi tahun terhangat ketiga atau bahkan kedua yang pernah tercatat.
Untuk itu kita harus mulai mempersiapkan diri dan membiasakan dengan dunia yang lebih hangat, bagaimana?
Membiasakan Diri Dengan Dunia Yang Lebih Hangat
Ketika dunia lebih hangat, orang di seantero dunia, di semua tingkat pendapatan akan terkena dampak malalui berbagai  cara. Namun, mereka orang-orang berpendapatan rendah akan terkena dampak yang terburuk. Terutama petani dan peternak.
Selagi iklim menghangat, kekeringan dan banjir akan sering terjadi, merusak panen lebih sering. Ternak makan lebih sedikit, memproduksi lebih sedikit daging dan susu. Â Udara dan tanah kehilangan kelembabannya, membuat lebih sedikit air yang tersedia untuk tanaman.
Ada tiga saran untuk bidang agrikultur  agar dapat beradaptasi dengan dunia yang lebih hangat di antaranya:
Bantu Petani Mengelola Resiko dari Cuaca yang Lebih Khaostik. Misalnya, pemerintah dapat membantu para petani untuk menumbuhkan tanaman dan ternak yang lebih beragam. Pemerintah juga harus mulai menguatkan sistem jaminan sosial dan mengadakan asuransi agrikultur berbasis cuaca untuk membantu petani menghadapi kerugian.