Mohon tunggu...
Malik Fajar
Malik Fajar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lagi suka menulis

Hii, Seorang blogger yang suka menulis hal-hal random di internet. Mungkin tulisannya tidak sebagus dan serapi penulis-penulis lain yang sudah menggeluti dunia penulisan sejak lama.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Daur Ulang Bukan Solusi untuk Masalah Sampah Plastik

10 Mei 2024   15:29 Diperbarui: 10 Mei 2024   15:55 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Magda Ehlers: https://www.pexels.com/photo/close-up-photo-of-plastic-bottles-2547565/ 

Sampah plastik menjadi permasalahan yang cukup serius bagi lingkungan. Bagaimana tidak? Plastik sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Kemasan makanan dan minuman, peralatan rumah tangga, kemasan produk konsumen, teknologi elektronik, hingga kemasan medis semua itu tak lepas dari plastik.

Kita tidak perlu naif bahwa plastik banyak membantu kehidupan manusia. Harga produksi yang murah dan juga mudah diaplikasikan ke dalam berbagai hal membuat plastik menjadi pilihan utama.

Sekarang untuk mengimbangi produksi plastik yang kian meledak, banyak perusahaan yang gencar mengkampanyekan gerakan daur ulang plastik. Yang katanya solusi untuk mengurangi sampah plastik.

Benarkah Itu???

Center for Climate Integrity mengeluarkan sebuah laporan pada Februari 2024 dengan judul "The Fraud of Plastic Recycling" atau Penipuan daur ulang plastik. Isi laporannya menjelaskan bagaimana perusahaan plastik mengakali kampanye daur ulang plastik sebagai sebuah solusi.

Lebih dari 99 persen plastik diproduksi dari bahan bakar fosil dengan berbagai tipe dan karakteristik. Sebagian besar plastik yang banyak ragamnya itu tidak bisa di "recycled" artinya tidak bisa dikumpulkan, diproses, dan diproduksi ulang.

Meskipun sudah bertahun-tahun industri menjanjikan program daur ulang, kenyataannya daur ulang plastik gagal menjadi kenyataan karena keterbatasan teknis dan ekonomi yang mereka sudah ketahui dari lama.

The Majority of Plastics Cannot Be Recycled, They Never Have Been and Never Will Be

Lalu, alasan apa yang membuat mayoritas plastik tidak bisa di daur ulang dan tidak akan pernah bisa. Mari kita bahas....

Jenis Plastik Tertentu Tidak Memiliki End Markets

Photo by Magda Ehlers: https://www.pexels.com/photo/close-up-photo-of-plastic-bottles-2547565/ 
Photo by Magda Ehlers: https://www.pexels.com/photo/close-up-photo-of-plastic-bottles-2547565/ 

Mayoritas dari plastik yang diproduksi tidak memiliki end market atau tidak memiliki pasar yang akan membeli dan menggunakan bahan daur ulang untuk dijadikan produk baru. Singkatnya, banyak jenis plastik tidak memiliki potensi pasar.

Tipe plastik yang memiliki potensi pasar hanya tipe plastik dengan Resin Indentification Codes (RICs) 1&2 yaitu polyethylene terephthalate (PET), high density polyethylene (HDPE), dan botol plastik. 

Alasannya, hanya kedua tipe plastik tersebut yang di daur ulang menghasilkan produk dengan kualitas baik, terutama yang berasal dari botol plastik. Itupun setelah melakukan 10 tahun peninjauan oleh U.S Environmental Protection Agency (EPA).

Sedangkan tipe plastik RICs 3-7 sulit untuk di daur ulang dan sebagai gantinya berakhir di pembakaran atau tempat pembuangan sampah.

Proses Daur Ulang yang Memiliki "Limit"

Sebelum di daur ulang sampah plastik harus melalui proses pemilahan terlebih dahulu. Memisahkan ribuan keping jenis plastik untuk menjaga kemurnian dan kualitas bahan daur ulang.

Plastik sekali pakai terbuat dari berbagai polimer plastik dan bahan lainnya seperti kertas, logam, dan perekat. Memisahkan komponen-komponen pada plastik sekali pakai untuk di daur ulang adalah hal yang sulit atau bahkan tidak mungkin untuk dilakukan.

Bahkan produk yang terbuat dari satu bahan plastik saja seringkali tidak bisa di daur ulang secara bersamaan karena bahan kimia dan pewarna yang berbeda.

Contohnya saja jenis plastik PET, botol plastik PET tidak bisa di daur ulang secara bersamaan dengan kemasan plastik  PET "clamshell" karena terbuat dari bahan PET yang berbeda. Begitu juga dengan botol plastik PET berwarna yang tidak bisa di daur ulang bersamaan dengan botol plastik PET bening.

Proses daur ulang diperlukan bahan baku yang murni dan berkualitas tinggi untuk menghasilkan produk yang bekualitas, tetapi untuk memisahkan bahan daur ulang sampai murni, sulit untuk dilakukan dan tidak bisa direalisasikan secara ekonomis.

Kualitas Plastik Menurun karena Daur Ulang

Bahan kimia yang berasal dari bahan bakar fosil yang menjadi dasar pembuatan plastik rentan terhadap panas dan proses lain yang digunakan dalam daur ulang.

Saat bahan kimia terdegradasi, bahan tersebut akan kehilangan kualitas dan integritasnya menurun. Membuat resin daur ulang tidak cocok untuk kebanyakan produsen.

Kenyataanya, plastik hanya bisa didaur ulang atau lebih tepatnya "downcycled" sekali atau dua kali (namun jarang). Oleh sebab itu, plastik baiknya digunakan untuk sekali pakai daripada pemakaian yang berulang melalui proses daur ulang. 

Karena pada akhirnya plastik akan berakhir di pembuangan sampah, pembakaran, atau bahkan di lingkungan.

Kandungan Berbahaya dan Bahan Kimia pada Plastik Membuat Plastik Sulit Didaur Ulang

Kebanyakan plastik biasanya terkontaminasi bahan beracun seperti stabilizer, plasticizers, bahan anti api, dan lain sebagainya. Plastik bekas mungkin jauh lebih terkontaminasi oleh berbagai zat berbahaya karena di dapat dari tepi jalan, selokan, atau tempat yang kotor.

Plastik yang telah digunakan dan mengalami proses daur ulang akan mengalami penurunan kualitas serta mulai melepaskan zat-zat beracun. Hal tersebut menjadi alasan mayoritas plastik tidak bisa didaur ulang menjadi kemasan makanan, permukaan kota makanan, dan kemasan makanan lainnya yang bersentuhan langsung dengan makanan.

Biaya Daur Ulang Lebih Mahal dari Pembuatan Plastik itu Sendiri

Photo by Manuel Aldana: https://www.pexels.com/photo/people-working-at-landfill-13893614/ 
Photo by Manuel Aldana: https://www.pexels.com/photo/people-working-at-landfill-13893614/ 

Alasan terakhir kenapa daur ulang bukan solusi dari permasalahan sampah adalah Biaya daur ulang yang mahal. Daur ulang plastik tidak layak dari segi ekonomi. 

Proses daur ulang mulai dari pengumpulan, pemilahan, pemrosesan, hingga pengiriman membutuhkan waktu yang lama, tenaga kerja, dan peralatan untuk menghasilkan plastik dengan kualitas yang tidak begitu baik.

Perusahaan plastik lebih memilih untuk memproduksi lebih banyak plastik baru daripada plastik daur ulang karena sulit untuk bersaingan dan tidak ramah dari segi ekonomi.

"Advance recycling" merupakan salah satu metode daur ulang sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan plastik. Metode ini memerlukan proses yang panjang dan perawatan tambahan, yang membuatnya menjadi lebih mahal.

Penelitian di tahun 2023 menemukan bahwa resin bahan dasar plastik yang didaur ulang melalui "advance recycling" lebih mahal 1.6 kali daripada resin murni. "Advance recycling" juga tidak efisien. 

Hanya 1-14% material plastik yang dapat diproses melalui "advance recycling" untuk dijadikan bahan manufaktur. 86-99% sisanya digunakan untuk bahan bakar dari  advance recycling, oli, atau bahkan hanya menjadi limbah.

The Fraud of Plastic Recycling

Selama puluhan tahun, perusahaan plastik dan industri plastik telah mengetahui bahwa plastik sulit didaur ulang karena alasan teknis dan ekonomi, namun mereka belum berhasil mengatasinya. 

Di samping itu, mereka terus meningkatkan produksi plastik dan terus melakukan kampanye untuk "menipu" konsumen dan para pembuat kebijakan tentang daur ulang plastik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun