Kerusakan Hutan di Indonesia
Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah hutan yang luas. Seperti yang dilansir dari laman Global Forest Watch, pada tahun 2001 indonesia memiliki 93,8 juta hektar hutan primer yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia.
Namun, angka tersebut mengalami penurunan setiap tahunnya, di rentan waktu 2002-2021 Indonesia telah kehilangan 28 juta hektar tutupan pohon atau setara dengan 18% tutupan pohon sejak tahun 2000.
Perlu di ingat bahwa terdapat perbedaan pengertian mengenai istilah hutan primer antara Global Forest Watch dan pemerintah Indonesia itu sendiri. Sehingga adanya perbedaan data terkait jumlah hutan primer yang ada di Indonesia.
Pengurangan hutan di Indonesia tentunya diakibatkan oleh beberapa faktor, seperti peralihan lahan menjadi pemukiman, perkebunan, ataupun ladang sawit. Selain itu, penebangan hutan ilegal dan kebakaran hutan masih marak terjadi di Indonesia.
Hal itu terjadi karena pengawasan dan dasar hukum di Indonesia yang tidak begitu ketat membuat tindakan tersebut marak terjadi.
Perlu adanya tindakan yang dilakukan oleh pemerintah maupun kita sebagai masyarakat untuk menjaga hutan di Indonesia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu reforestasi atau penanam kembali hutan-hutan yang telah rusak.
Metode Miyawaki: Cara jitu mengatasi deforestasi
Metode Miyawaki adalah salah satu metode yang paling efektif untuk memulihkan kembali hutan-hutan yang telah rusak. Nama Miyawaki diambil dari sang penemu metode ini yaitu Akira Miyawaki seorang ahli botani dan ekologi asal jepang.
Keunggulan dari metode ini terletak pada pertumbuhan pohon yang 10 kali lebih cepat, 30 kali lebih lebat, dan berisi 100 lebih keanekaragaman hayati.
Ciri khas dan juga prinsip yang paling penting dari metode miyawaki adalah menggunakan spesies pohon yang tumbuh secara alami di area tersebut. Dengan begitu akan terciptanya ekosistem alami yang kuat dengan keberagaman yang saling melengkapi. Prinsip ini disebut juga dengan istilah Potential Natural Vegetation (PNG).Â