Mohon tunggu...
Politik Pilihan

DP 0%: Upaya Anies Uno Menghilangkan Masalah dengan Menciptakan Masalah Baru

17 Februari 2017   18:36 Diperbarui: 17 Februari 2017   20:48 7034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang terjadi adalah jutaan warga akan berebut lahan tersisa untuk sekedar membuat rumah tapak. Ingat bahwa rumah tapak berarti ada satu bangunan rumah bagi satu keluarga di atas sebidang lahan. Berlawanan dengan ide rusun, di mana satu lahan digunakan oleh ratusan kepala keluarga beramai-ramai. Rumah tapak jelas tidak efisien, dan akan menimbulkan masalah baru karena berarti akan ada ribuan perkampungan baru yang semakin sulit dijangkau oleh fasilitas umum maupun sarana transportasi. 

Sehingga jika ide DP 0% ini terjadi, jutaan orang akan berlomba-lomba memiliki rumah tapak baru, sementara seperti yang sudah kita mahfum, tanah di Jakarta terbatas. Semakin banyak yang mampu memiliki rumah tapak, maka akan makin meroket pula harga tanahnya, dan yang jelas transportasi akan makin sulit menjangkau ke pelosok perumahan.

Bandingkan dengan solusi yang ditawarkan Ahok dengan menarik minat warga DKI untuk mau tinggal di hunian vertikal melalui rusunawa, rusunami, dan apartemen terjangkau. Dengan masyarakat tinggal mengelompok di lahan tertentu, maka transportasi umum cukup mendatangi bangunan tersebut saja, maka sudah semuanya terangkut. Bayangkan bila pemukiman warga makin tersebar terserak-serak di seluruh penjuru Jakarta, dan bayangkan suatu saat semuanya akan terpaksa menggunakan kendaraan pribadi untuk mencapai tempat kerjanya ke arah pusat Jakarta! 

Sumber: Screenshot Pribadi
Sumber: Screenshot Pribadi
Kebijakan tanpa perhitungan ini juga akan mematikan pula harapan Jakarta menambah ketersediaan Ruang Terbuka Hijau. Kenapa? Karena sesuai usulan Fans Anies Sandi, lahan-lahan pemda dan lahan tidur dijualbelikan kepada para penerima subsidi DP 0% agar harga lahannya murah. Jadi yang awalnya harusnya bisa dibuatkan taman dan RTH/RTB, malah dikonversi menjadi rumah tapak! Ini masih belum menghitung rumitnya pengelolaan sampah, perawatan saluran air dan limbah, jaringan pipa air, hingga penyebaran pelayanan kesehatan, keamanan, dan administrasi-birokrasi. jadi alih-alih membereskan masalah Jakarta, solusi DP 0% ini justru berpeluang mewariskan problem makin dahsyat kepada gubernur penerus mereka nanti.

Sudahkah Anies Sandi memikirkan ini? Akan dibawa ke mana Jakarta oleh mereka?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun