Pada perjalanan pertama, ternyata Khidir merusak kapal tersebut dikarenakan ada raja perompak yang dzolim yang akan mengambil perahu siapapun yang dianggapnya menarik, atas dalih tersebut Khidir merusaknya agar semata-mata membuat si raja dzolim tersebut tidak tertarik akan perahu tersebut.
Pada perjalanan kedua, Khidir membunuh anak kecil tersebut bukan tanpa alasan, dikarenakan anak kecil tersebut, jika tidak dibunuh akan tumbuh menjadi orang dewasa yang akan dzolim dan durhaka  yang akan memerintahkan kedua orangtuanya untuk menyekutukan Allah SWT.
Pelajaran ketiga dari perjalanan Khidir kepada Musa adalah dengan membetulkan gubuk tua yang mau roboh, bukan tanpa alasan yang kuat di dalamnya, melainkan Khidir melakukan tindakan tersebut karena di dalam gubuk tersebut tersimpan harta berharga yang diperuntukan bagi si anakn yang masih kecil. Dengan dibenarkannya rumah tersebut membuat harta berharga tersebut menjadi aman sampai sang anak kecil tersebut tumbuh menjadi orang yang dewasa yang dapat mengelola harta berharga tersebut.
Dibalik keanehan yang dilakukan Khidir membuat Musa seperti dilahirkan kembali, dalam artian bahwa banyak ilmu diluar sana yang belum Musa A.S pelajari. Dengan kejadian pembelajaran yang dilakukan Musa kepada Khidir, semakin meneguhkan legesi bahwa Allah lah yang maha mulia dan penyayang yang tidak membiarkan Musa bertahan dengan sikap arogansinya walaupun sudah bertitle sebagai nabi dan rasul.Â
Dengan kisah ini kita bisa mengambil hikmah bahwa sekaliber Musa A.S yang memilki mukjizat dan sifat kenabianpun dituntut untuk selalu belajar dan mengupgrade diri untuk terus menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi sekaligus menanggalkan sikap arogansi, apalagi kita sebagai manusia biasa yang tidak memiliki mukjizat dan sifat kenabian layaknya Musa A.S. Apakah yakin kita ingin berhenti belajar???Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H