Mohon tunggu...
Malik Anwar
Malik Anwar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada

Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia lainnya (HR. Ahmad)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengambil Untaian Makna dan Nilai Moral dari Cerita Rakyat Situ Bagendit

10 Januari 2021   19:35 Diperbarui: 10 Januari 2021   19:43 2561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan tingkah sombong dan pelit, membuat diri kita menjadi sampah masyarakat, karena mengganggu kestabilan kehidupan masyarakat, sejatinya di masyarakat hidup guyub dan rukun menjadi ciri khas, ketika kita kikir dan sombong justru itu akan kembali kepada kita, ketika kita kesusahan tidak akan ada yang ingin menolong kita, yaa contohnya seperi Nyi Endit itu yang tenggelam bersama hartanya. 

Sejatinya, manusia tidak boleh sombong, karena yang boleh memiliki sifat sombong hanya Tuhan, karena pemilik bumi, langit dan seisinya manusia sifatnya hanya menumpang, sedangkan pelit sungguh sangat menyimpang, Tuhan saja tidak pelih, maha pemberi, masa kita sebagai makhluknya bersifat pelit, kan itu sungguh keterlaluan ehehehe.

Ketahuilah Kemampuan Diri Sebelum Berhutang

Terlepas dari konteks Nyi Endit yang sombong dan pelit, dimana bisa dilihat dari bunga yang tinggi dan juga jangka waktu pengembalian yang cepat. Kita bisa ambil hikmahnya dalam konteks kehidupan sekarang bahwa sebisa mungkin untuk menghindar dari rentenir ketika meminjam uang, pilihlah bank-bank yang kredibel dan juga memberikan keringanan dalam hal bunga dan jangka waktu pengembalian. Kalau ingin lebih aman lagi, pilihlan bank bank yang berbasis syariah, karena dalam bank tersebut tidak terdapat bunga.

Mungkin segitu saja dari penulis, semoga kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah Situ Bagendit. Dan sampai jumpa dalam artikel-artikel selanjutnya, salam hormat dan salam sehat untuk semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun