Ketika penulis masih kecil, tidak jarang penulis disuguhi cerita fabel baik itu hanya sebagai pelengkap sebelum tidur ataupun sebagai mata pelajaran di sekolah. Banyak sekali makna yang sebenarnya banyak sekali bila kita elaborasi lebih jauh, seperti berikut ini cerita fabel tentang kisah cinta kucing yang belum tuntas.
Ketika hujan turun dengan malu-malu, di sisi barat mentari mulai tenggelam dengan perlahan dan senja pun mulai melambaikan tangan kepada siapa saja yang menunggu kedatangannya. Di sudut teras toko sembako berlogo sumber rezeki terdapat dua ekor kucing kampung yang bernama Ciko dan Kitty.
Ciko merupakan kucing kampung tetapi ada turunan ras kucing anggora, sehingga bulunya berwarna kuning dan sedikit keemasan ketika bulunya tersingkap oleh butiran air kala itu. Cody kucing kampung yang berwarna hitam juga kotor dan tanpa memiliki turunan gen kucing rumahan seperti anggora, himalaya maupun persia.
Perbedaan keduanya memang sangat mencolok, Ciko walaupun kucing kampung, tetapi dibalut dengan bulu yang indah untuk dipandang menjadikan si kucing ini relatif lebih baik nasibnya, yaa walaupun mereka kucing kampung Ciko lebih sering mendapatkan belas kasihan seperti makanan yang lebih enak dibanding Cody.
Di lain sisi Cody, kucing berbulu hitam dan sedikit kotor ini berbeda sekali nasibnya dibanding Ciko. Cody lebih sering untuk mencari makanan dengan usaha yang lebih keras bila dibanding dengan Ciko.Â
Ciko yang identic dengan belas kasihan dalam memperoleh makanan, Cody lebih sering mencari makanan di tempat penampungan sampah dengan berharap masih ada sisa tulang syukur-syukur masih ada sedikit daging yang terselip diantara tulang ayam.Â
Kadangkala, karena terlalu menahan rasa lapar yang sangat dirasa, Cody sampai-sampai mencuri ayam goreng di tempat orang yang sedang menyelenggarakan pesta pernikahan. Atas kejadian itu, Cody dipukul kepalanya oleh seorang pramusaji dan menyebabkan lehernya tergores dan menimbulkan bekas yang tidak bisa dihilangkan.
Cody: "Cik, apakah kamu masih mempunyai sisa makanan untukku?, jujur perutku sangat lapar sekali, tolonglah bantu aku, mau mencari makan pun sulit di luar masih hujan". Pada saat itu awan pun masih berwarna putih, pertanda hujan akan turun dengan skala waktu yang panjang
Ciko: "Enak sajaa kau. Tidak ada yang gratisan di dunia ini", ujar Ciko
Cody: "Ayoolah Cik, bantu lah teman kamu niihh, jahat banget sama teman sendiri"
Ciko: "Sekali tidak yaaa tidak".
Tatapan Cody pun kosong, perutnya bergetar menahan perihnya rasa lapar, sembari menengadah kepada Tuhan, bahwa hidupnya tidak semulus kucing lain. Cody pun akhirnya nekat dan memberanikan diri menembus rintik-rintik hujan, sambil menyusuri jalan setapak yang digenangi air kotor yang bercampur tanah.
Pada akhirnya, ia menemukan sebuah rumah megah, lalu dilanjutkan dengan mencari makan di tempat sampah yang khusus disediakan untuk penghuni rumah. Akhirnya, Cody menemukan sebuah tulang bekas sisa ayam KFC yang masih ada sedikit irisan daging yang tertinggal diantara rongga paha ayam.
Tidak, berlangsung lama datanglah sang penghuni rumah bersama sebuah kucing betina yang bernama Lilo, seekor kucing himalaya yang mempunyai bulu berwarna putih, bola mata yang hitam legam. Tidak hanya itu, hidung peseknya pun sangat indah untuk dipandang, yaa memang kucing ini sangat eksotis sekali.
Ternyata sang penghuni rumah tersebut, seorang pencinta kucing, ia pun memberikan sedikit makanan ikan tuna dengan campuran ikan tongkol, karena tidak tega melihat Cody yang hanya makan tulang. Sang majikan tersebut memberikan makanan itu di depan pos satpam, yaa agar kucing malang tersebut tidak kehujanan tentunya.
Tatapan kosong, sambil berdecak kagum melihat kecantikan Lilo sangat nampak dari tubuh kerempeng Cody. Ia merasa seolah-olah hidup di dimensi lain, dimensi yang memberikan keindahan akan anugerah Tuhan. Yaa sebegitu kagumnya Cody si kucing kampung yang biasanya melihat kucing kampung yang kotor, ini melihat sebuah kucing yang bagaikan bidadari di pelupuk matanya.
Dari jauh, Lilo menatap dengan keheranan, melihat Cody bertubuh kerempeng dan kotor, berbeda jauh dengan kehidupan Loli yang ditimpa dengan kehidupan yang serba enak, mulai dari makanan enak, hingga tempat tidur yang jauh dari kata tidak layak
Tetapi di sisi lain, Lilo nampaknya cukup kagum dengan semangat pantang menyerah Cody yang berjuang keras demi mendapatkan sisa-sisa tulang sisa makanan manusia. Setelah Lilo masuk ke dalam rumah, Cody pun menceritakan hal menakjubkan ini kepada Ciko.
Cody: Cik, tadi aku melihat seekor bidadari di salah satu rumah besar di kampung ini, seolah-olah ia bidadari yang turun dari langit yang berwarna putih dengan tambahan bola mata hitam legam, seolah-olah sebagai simbol untuk menyatakan keindahan Tuhan yang diberikan kepadanya
Ciko: "Halah, kau hanya halu saja, buanglah kata-kata manismu itu, dan kembalilah mencari makan agar besok kau tidak meminta makananku lagi"
Cody: " Terserah saja, kau mau percaya perkataanku atau tidak"
Ternyata Ciko pun penasaran atas kebenaran informasi dari Cody, dan akhirnya ia besoknya bergegas ke rumah besar tersebut untuk menyaksikan bidadari turun ke bumi. Ketika menjelang pukul empat sore, sudah menunggu hampir 2 jam sejak tadi siang, akhirnya nampaklah seorang anak kecil bersama ibunya yang sedang memegang tali hitam yang dibawanya seekor kucing putih yang sedang bermain bola golf di halaman depan.
Dan yaaaa, Ciko pun merasakan apa yang Cody rasakan, Ciko sepakat itu adalah bidadari yang turun ke bumi. Karena ingi berjumpa sekaligus menunjukan rasa ketertarikannya langsung dengan Loly, Ciko pun memberanikan diri untuk bertemu dengan Loli melewati sela-sela pagar yang nampaknya belum tertutup dengan rapat oleh satpam rumah itu.
Tidak beberapa lama, Ciko pun berhasil melihat Loli dari jarak 5 meter, ketika ingin mendekat dengan lebih dekat, ia ditangkap oleh sang majikan. Usut punya usut nampaknya sang majikan tersebut, memiliki teman sesama pecinta kucing yang menginginkan kucing anggora atau sedikit ras anggora juga tidak masalah.
Karena atas permintaan temannya sesame pecinta kucing dan kebetulan ada kucing yang sesuai akhirnya Ciko diadopsi. Itu adalah momen terakhir Ciko dalam melihat keindahan Loli, sekaligus momen perpisahan dengan Cody yang sayangnya Ciko belum mengucapkan salam, karena langsung dibawa oleh sang majikan Loli ke rumah temannya untuk diadopsi.
Setelah beberapa jam tepatnya pukul setengah enam sore menjelang matahari tenggelam, Cody seperti biasa untuk mencari makanan di tong sampah rumah besar itu dibarengi dengan harap semoga dapat bertemu dengan Loli, si kucing indah.
Hari itu cukup cerah, majikannya Lilo memberikan makanan tepat di halaman depan tempat bermainnya Loli. Dan itu sungguh momen yang sangat luar biasa sekali bagi Cody, karena bisa melihat keindahan Loli dari jarak yang sangat dekat.
Nampaknya, pada saat itu sang majikan Lilo hendak mengadopsi Cody, karena merasa iba dengan kehidupan Cody yang kotor dan juga kucing kampung. Ternyata, keinginan sang majikan tersebut ditolak oleh anaknya, karena ia merasa tidak mau kucing kesayangannya (Lilo) tinggal bersama dengan kucing kampung.
Atas pendapat anaknya, karena sang majikan tersebut tidak mau anaknya kecewa, maka mereka memutuskan untuk memanggil organisasi nirlaba yang bergerak di bidang penyelamatan hewan liar dan terlantar. Sembari menunggu kedatangan salah seorang yang bergabung dalam organisasi nirlaba tersebut, yang mana setelah dihubungi via wa call seseorang tersebut akan ke rumahnya besok siang, karena pada saat itu waktu telah beranjak malam.
Momen dari sore sejak Cody datang hingga besok siang adalah momen paling membahagiakan bagi Cody sekaligus momen menyedihkan, karena Cody akan berpisah dengan Loli sekaligus tidak akan bisa lagi melihat keindahan Loli. Mungkin itu, adalah suratan takdir yang harus Cody rasakan, belum sampai dia merasakan manisnya jatuh cinta, tetapi harus merasakan getirnya kekecewaan.
Itulah sedikit cerita fabel dari penulis, dari cerita tersebut bisa diambil hikmahnya bahwa walaupun kita tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan, setidaknya kita mendapatkan apa yang seharusnya layak untuk kita dapatkan, seperti kucing kampung yang bernama Cody ini, yaa walaupun ia belum cintanya belum tuntas, tapi setidaknya hidupnya akan lebih baik ketika ia berada di rumah pengadopsian, baik itu dari segi perawatan ataupun dari segi kesehatannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI