Mohon tunggu...
Malik Aziz
Malik Aziz Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Komunal

Menulis hal-hal umum agar tidak ada yang tertinggal

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Lonely Marriage, Artis Pun Tidak Bisa Menghindar

26 Oktober 2024   22:09 Diperbarui: 26 Oktober 2024   23:39 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Lonely marriage, fenomena yang mungkin tak asing lagi di telinga kita. Pernikahan, yang seharusnya menjadi sumber kebahagiaan dan kebersamaan, justru menjadi sumber kesepian dan keterasingan emosional bagi sebagian orang.

Tidak sedikit pasangan yang merasa terasing meskipun hidup bersama di bawah satu atap. Hubungan yang awalnya penuh cinta perlahan memudar dan berubah menjadi sekadar rutinitas tanpa kedekatan emosional. 

Fenomena ini sering disebut sebagai lonely marriage, di mana pasangan merasa terjebak dalam kesepian meski secara fisik ada pendamping di samping mereka.

Lonely marriage bukan hanya dialami oleh masyarakat umum. Beberapa selebriti Indonesia, pernah mengungkapkan tentang jarak emosional yang mereka rasakan dalam pernikahan. 

Kisah-kisah para publik figur ini membuka mata banyak orang tentang kenyataan bahwa perasaan terasing dalam pernikahan bisa terjadi pada siapa saja, terlepas dari status atau popularitas. Bahkan, mereka yang tampak bahagia dan harmonis dari luar pun bisa mengalami kesepian dalam hubungan yang terlihat sempurna.

Salah satu penyebab utama lonely marriage adalah kesibukan yang menyita waktu pasangan. Tekanan pekerjaan, jadwal yang padat, dan beban hidup sering kali membuat pasangan hanya fokus pada tanggung jawab sehari-hari, tanpa menyisakan waktu berkualitas untuk saling memperhatikan. 

Rasa lelah yang terus menumpuk juga membuat pasangan sulit untuk berkomunikasi secara mendalam, mengurangi keintiman dan kedekatan yang dulu ada di awal pernikahan.

Selain itu, perubahan dalam diri masing-masing pasangan juga sering menjadi pemicu lonely marriage. Seiring waktu, setiap individu terus tumbuh dan berubah, baik dari sisi kepribadian, minat, maupun cara pandang terhadap hidup. 

Jika perubahan ini tidak diterima atau dipahami oleh pasangan, jarak emosional bisa terbentuk. Tanpa kesadaran dan upaya untuk saling mendukung, perbedaan ini perlahan-lahan membuat hubungan terasa dingin dan jauh.

Komunikasi yang minim atau bahkan tidak ada juga menjadi faktor penting di balik terjadinya lonely marriage. Banyak pasangan yang hanya berbicara tentang hal-hal teknis sehari-hari, seperti pekerjaan rumah atau keuangan, tanpa benar-benar membahas perasaan atau harapan yang mereka miliki.

 Ketidakjujuran atau perasaan yang tertahan pun semakin memperburuk jarak emosional. Akibatnya, pasangan merasa seolah hidup dalam dunianya masing-masing, terasing dan kesepian.

Lonely marriage juga berisiko memicu perselingkuhan, karena salah satu atau kedua pasangan mungkin mencari kenyamanan emosional di luar hubungan. Tanpa sadar, mereka mencari sosok yang bisa mengisi kekosongan yang ada, baik secara emosional maupun psikologis. 

Kasus-kasus perselingkuhan pada publik figur di Indonesia sering kali berawal dari kurangnya kedekatan dalam hubungan pernikahan mereka. Hal ini menjadi gambaran nyata bagaimana lonely marriage bisa menjadi bom waktu yang memicu perselingkuhan dan perceraian.

Di Indonesia, budaya yang cenderung menekankan "stabilitas keluarga" membuat banyak pasangan enggan mengungkapkan perasaan terasing mereka. Membicarakan masalah dalam pernikahan kadang dianggap tabu atau bahkan memalukan. Akibatnya, tak sedikit pasangan yang memilih untuk terus bertahan dalam hubungan yang sepi dan jauh dari kebahagiaan.

 Namun, bagi sebagian orang, lonely marriage justru mendorong mereka pada keputusan untuk berpisah. Pasangan yang tampak harmonis pun bisa tiba-tiba memutuskan berpisah karena merasa tak lagi mendapatkan kedekatan emosional yang dulu ada.

Jika Anda atau pasangan merasakan lonely marriage, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi dan mencegahnya semakin memburuk. Pertama, perbanyak waktu berkualitas bersama. 

Sisihkan waktu khusus untuk melakukan aktivitas yang disukai bersama, seperti menonton film, memasak, atau sekadar duduk sambil berbicara dari hati ke hati. Aktivitas sederhana ini bisa menciptakan momen berharga yang mendekatkan.

Selain itu, bangun kembali komunikasi yang terbuka dan jujur. Jangan takut untuk mengungkapkan perasaan atau harapan Anda, dan dengarkan pula pasangan dengan sepenuh hati. Berbicara dari hati ke hati sangat penting agar perasaan tidak menumpuk menjadi beban.

Menghargai perubahan yang terjadi dalam diri pasangan juga sangat penting. Setiap individu akan berubah seiring waktu. Kenali dan terima perubahan ini, serta usahakan untuk mendukung perkembangan pasangan. 

Hal ini akan membantu menciptakan lingkungan yang sehat dan penuh kasih dalam pernikahan.

Jika merasa sulit mengatasi lonely marriage sendiri, tidak ada salahnya mencari bantuan profesional, seperti konselor pernikahan. Konselor dapat membantu memperbaiki komunikasi dan membangun kembali kedekatan yang hilang. 

Dengan bantuan yang tepat, lonely marriage bukanlah akhir dari kebahagiaan, melainkan awal untuk hubungan yang lebih baik.

Lonely marriage menjadi tantangan dalam pernikahan yang diam-diam berdampak besar pada kebahagiaan dan ketahanan rumah tangga. Bagaimana dengan Anda? Apakah pernah mengalami atau menyaksikan lonely marriage di sekitar Anda?

Bagikan pendapat atau pengalaman Anda di kolom komentar. Siapa tahu, pengalaman Anda bisa membantu orang lain memahami dan mengatasi masalah ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun