Mohon tunggu...
Malida  Fitri
Malida Fitri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Code", Solusi Cerdas Ekstrakurikuler Mading dalam Memberantas Berita Hoax

27 Oktober 2017   00:02 Diperbarui: 27 Oktober 2017   00:16 851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Penulis memiliki saran berupa Jurus "CODE" yang dapat dijadikan pembaharuan agar konsep AGIL dapat berjalan optimal dalam peran ekstrakurikuler mading sebagai agen pemberantas berita hoax di sekolah. CODE merupakan akronim dari gerakan Cek sumber dan fotonya, Optimalisasi peran ekstrakurikuler majalah dinding, Duta anti hoax, dan Edukasi budaya literasi di sekolah. Adapun penjabaran dari CODEsebagai berikut: (1) Cek sumber dan fotonya. Pada tahap pertama, warga sekolah harus jeli saat mendapatkan berita. 

Alangkah lebih bijak jika melakukan cek berita dengan cara membandingkan dengan alamat web terkait dengan berita yang sama pada mesin penelusuran google.com. Jika berita yang didapat banyak dimuat dimedia lain, isinya sama, dan tanggalnya tidak terlampau jauh, maka dapat dipastikan berita tersebut adalah benar. Kemudian lakukan ricek dengan media cetak konvemsional yang diakui oleh Dewan Pers Republik Indonesia. Jika berita tersebut juga dimuat di surat kabar cetak konvensional, maka dipastikan bahwa berita tersebut benar. Langkah terakhir adalah melakukan sinkronisasi keabsahan berita dengan cara drag and dropke alamat mesin penelusuran anti hoax milik Kominfo yakni data.turnbackhoax.id. Kemudian berita tersebut akan banyak mendapat tanggapan dari orang-orang yang berkompeten sehingga dapat segera diketahui keabsahan beritanya.

Jika berita yang didapat mengandung unsur sentimentalitas SARA, berbau provokatif, dan berisi konten yang tidak sesuai maka segera laporkan dengan cara meng-upload screenshoot berita ke aduankonten@mail.kominfo.go.id. Untuk memperluas khasanah pengetahuan tentang berita terkini dan keabsahannya dapat juga mengikuti laman facebookbernama Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci. Serta dapat melakukan disksusi dengan orang-orang berkompeten di lingkungan sekitar agar mencegah diri untuk tidak "latah" sharingberita sebelum diketahui keabsahannya sehingga penyebaran berita hoax dapat diminimalisir.

Langkah pertama dapat diterapkan dalam menganalisis keabsahan berita paling santer tentang jenis minuman yang mengandung aspartam menyebabkan pengerasan otak dengan sumber statement seorang dokter yang tergabung dalam IDI (Ikatan Dokter Indonesia). Sedari tahun 2014 sampai kini broadcastberita tersebut semakin meresahkan masyarakat. Entah bersumber darimana berita tersebut yang jelas beredar melalui pesan berantai dari aplikasi whatsappdan blackberry messenger. 

Menanggapi keresahan masyarakat atas berita ini, tim redaksi mading melakukan penelitian pustaka dengan cara membaca referensi terkait pengertian bahan aspartam dan bagaimana efek sampingnya, menelusuri websiteBPOM tentang jenis-jenis minuman yang diberitakan serta kandungannya, dan menelusuri websiteIDI apakah terdapat pengumuman resmi dari berita tersebut. 

Setelah melalui proses berpikir kritis dan analitis, yang diperkuat dengan adanya siaran pers BPOM bahwa aspartam menurut codex stan 192-1995 Rev.10 Tahun 2009 dikategorikan aman. Aspartam dapat digunakan untuk berbagai jenis makanan dan minuman yang berbasis susu, permen, makanan, dan minuman ringan, serta adanya aturan batas maksimum yang harus ditaati perusahaan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. 

Codex adalah lembaga internasional yang ditetapkan FAO/ WHO untuk melindungi kesehatan konsumen dan menjamin terjadinya perdagangan yang jujur. Senada dengan hal ini, tim redaksi mading menelusuri websiteIDI di laman http://www.idionline.org/press-release/rumor-bahaya-aspartam-bukan-statement-idi/ diperoleh informasi bahwa IDI tidak pernah mengeluarkan statement bahwa aspartam berbahaya dikonsumsi. 

Setelah melakukan cek dan ricek maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa makanan dan minuman yang mengandung aspartam adalah aman namun konsumen harus juga cerdas dalam mengonsumsinya, artinya saat mengonsumsi harus berada dalam jumlah normal dan sesuai Angka Kebutuhan Gizi masing-masing konsumen; (2) Optimalisasi peran ekstrakurikuler majalah dinding.

Pada tahap kedua, tim redaksi mading menjadi pegiat budaya literasi di sekolah dengan cara mengadakan diskusi-diskusi bedah buku dan secara bergantian anggotanya mengisi Hari Literasi di sekolah setiap hari Kamis. Bukti tahap ini tim redaksi telah melakukan diskusi tentang "om telolet om adalah pengakuan Tuhan Yahudi" dan diskusi tentang "pokemon artinya aku Orang Yahudi." Melalui gerakan literasi, berpikir kritis dan analitis didapatkan kesimpulan bahwa kedua fenomena tersebut adalah hoax karena tidak ada kamus ilmiah dan penjelasan teologis yang menyatakan demikian; (3) Duta anti hoax.Pada tahap ketiga ini, ekstrakurikuler mading perlu bersinergi baik dengan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) untuk mengadakan lomba pemilihan Duta Anti Hoax yang diadakan bertepatan dengan acara HUT SMK Negeri 1 Dukuhturi. Duta Anti Hoax berperan sebagai pelopor dalam memberantas berita hoax dengan cara mengadakan penyuluhan pada tiap tingkatan kelas tentang cara-cara mengidentifikasi berita hoax, bahaya berita hoax, dan langkah jitu dalam memerangi berita hoax; (4) Edukasi budaya literasi di sekolah.Pada tahap terakhir, warga sekolah harus menciptakan iklim literasi yang mantap.

 Artinya kebiasaan membaca dan mencari sumber berita pada buku-buku dan referensi media lain yang terkait sebelum menyebarkan berita. Tahap ini dilakasanakan dengan cara guru memberikan teladan senang membaca buku-buku di luar buku pelajaran dan mengadakan diskusi buku. Hal ini terbukti dari terbitan mading dengan tema HUT Republik Indonesia ke 72 terdapat kolom diskusi tokoh "Ibu Fatmawati" dan open opinionberupa kolom "refleksi kemerdekaan masa kini." 

Sebab selama ini tokoh proklamasi yang dikenal hanya sebatas Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan WR Supratman saja. Padahal ada pula tokoh yang secara fundamental turut serta dalam kemerdekaan Republik Indonesia, yaitu Ibu Fatmawati selaku istri Ir. Soekarno yang menjahit Bendera Sang Saka Merah Putih. Kemudian fungsi dari kolom refleksi kemerdekaan adalah menggali wawasan seluas-luasnya mengenai sindiran "kita belum merdeka". Melalui tahap berpikir kritis dan analitis inilah peserta didik tidak menjadi generasi "latah" dalam menyebarkan sindiran "kita belum merdeka" tapi berdasarkan refleksi mendalam dan fundamental dari membaca buku-buku terkait dan arahan dari guru pembina ekstrakurikuler mading.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun