Alat anotasi pun dapat membantu anak-anak dalam membuat catatan dan menulis komentar saat membaca. Â Tujuannya untuk mengingat informasi, kontrol tampilan juga memungkinkan anak-anak untuk mengontrol bagaimana teks ditampilkan. Saat membaca mereka dapat mengubah font, ukuran font warna dan jarak teks, sehingga anak-anak menjadi lebih mudah membaca teks tersebut.
Jika anak-anak ingin memahami kata-kata yang tidak mereka pahami, maka kamus dan tesaurus adalah salah satu solusi yang bisa diberikan. Anak-anak bisa mempelajarinya secara mandiri dengan bantuan teknologi yang ada.
Begitu pula dengan hambatan disgrafia, diskalkulia dan disphasia yang tentu saja ada beberapa alternatif metode dan media yang bisa dimanfaatkan oleh guru dalam proses pembelajarannya.
Bagaimana ketika guru mengalami kesulitan membuat materi atau LKPD, saat ini PMM yang disana terdapat aneka sumber pembelajaran, berupa CP, ATP, Modul AJar, Asesmen Murid, dan sebagainya.Â
Jika belum menemukan di PMM para guru juga dapat menggunakan Canva, Quizziz dalam membuat format penilaian yang lebih simpel dan menarik. Atau beragam aplikasi yang tersebar di dunia internet.
Itu semua adalah gambaran sederhana bagaimana mengelola murid dengan hambatan belajar atau kesulitan belajar dengan memanfaatkan teknologi yang ada.
Pemanfaatan akun belajar.id dan memanfaatkan platform PMM, Rapor Pendidikan, Rumah Belajar, Perpustakaan Digital, Laboratorium Maya, Edu Game dan sebagainya kiranya akan semakin menambah khasanah pengetahuan dan pemahaman guru dalam melakukan pembelajaran yang lebih menarik. Â Dengan catatan guru harus terus melakukan apdet kemampuan dalam teknologi yang harapannya kemampuan dalam mengelola pembelajarannya lebih menarik dan sesuai kebutuhan murid serta zamannya saat ini.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H