Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bimtek Anak Kesulitan Belajar dan PembaTIK 2024. Wujudkan Belajar yang Menyenangkan dengan Teknologi

31 Agustus 2024   12:09 Diperbarui: 3 Oktober 2024   07:48 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PembaTIK 2024 (itjen.kemendikbud.go.id)

Di satu sisi, pemerintah sudah mengakui kemampuan guru-guru di negeri ini. Di sisi lain, ada juga guru yang belum memahami konten  tertentu, dan misalnya sudah mengetahui, tentu perlu diasah dan diberikan nutrisi lanjutan terkait pemahamananya agar lebih utuh. Bukan hanya sebatas pengetahuan saja, karena penerapan secara langsung pada peserta didik adalah faktor paling penting dalam kegiatan tersebut.

Konsep pembelajarannya pun berpusat pada kemampuan setiap individu untuk mempelajari secara mandiri materi yang tersedia, dengan ditambah dengan sinkronus dan asinkronus dengan mengikuti webinar.  Pembelajaran pedagogic dan andragogi semakin meningkatkan respon guru dalam mengembangkan pengetahuan dan pengalamannya secara mandiri dan tersistematis.

Pada awal menerima undangan sempat berpikir, bahwa banyak diklat atau pelatihan yang telah diikuti dan semua mesti diterapkan dalam dunia kerja, khususnya dalam mendidik anak-anak di kelasnya masing-masing.

Namun, ketika memahami lebih jauh kontens yang akan dipelajari ternyata ada hal yang belum pernah penulis ikuti yaitu mengenal anak-anak kesulitan belajar secara spesifik. Bukan berarti selama ini penulis tidak memahami kebutuhan peserta didik dan keanekaragaman karakter di dalamnya, namun ketika mendapatkan bimtek dan pelatihan ini ada warna baru yang semakin menambah pengetahuan terkait sosok peserta didik kita di kelas.

Bagaimana kita dihadapkan pada pemahaman tentang seperti apa sih anak-anak berkesulitan belajar itu, apa penyebabnya, apa jenis-jenisnya dan bagaimana meminimalisir kesulitan belajarnya. Apa sih disleksia, disgrafia, diskalkulia maupun dispasia. Semua hal ini dibahas di dalam modul dan beberapa materi video, yang tentu saja sangat bermanfaat dalam mengoptimalkan pemamanan terkait materi-materi tersebut.

Bahkan sebelumnya mungkin menganggap kita adalah sosok yang telah sukses membimbing peserta didik dengan keragaman kemampuan dan kebutuhan. Namun ada hal yang belum sepenuhnya kita pahami, di antara peserta didik tersebut memiliki hambatan pada materi tertentu. Dan kita belum menemukan cara bagaimana menangani anak-anak tersebut secara tepat. Bahkan dalam melakukan asesmen saja pernah diketemukan adanya katrol angka karena asesmen yang diberikan kita samaratakan. Padahal setelah kita tahu ada satu murid atau beberapa murid yang mengalami kesulitan belajar secara spesifik tersebut.

Nah, dengan mendapatkan suntikan pengetahuan mengenai anak-anak berkesulitan belajar, maka sedikit banyak guru-guru akan mengetahui betapa ada banyak murid yang sependek pengetahuan guru ternyata memiliki hambatan tersebut. Terlepas ada anak-anak yang sejak lahir memang mengalami hambatan karena faktor fisik yang dimiliki, seperti kondisi penglihatan dan pendengaran yang juga turut menghambat belajarnya, yang notabene banyak dididik di sekolah-sekolah khusus. Keberadaan anak-anak reguler dengan kesulitan belajar secara spesifik ini tidak dapat dianggap sebelah mata.

Seperti saat ini saja banyak anak-anak kelas 6 yang belum mampu membaca, atau banyak pula anak-anak SMP yang konsep penjumlahannya belum sepenuhnya dipahami. Itu semua adalah gambaran realita bahwa peserta didik kita ada yang memiliki kesulitan belajar namun tidak diketahui secara dini. Seandainya telah diketahui secara dini, ternyata kadang salah dalam mengidentifikasi dan bagaimana mengelola mereka dalam pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhannya.

Yang lebih parahnya lagi, ketika anak-anak yang memang sedari TK belum pernah belajar membaca, ketika masuk jenjang SD justru buku teks yang diberikan ternyata memaksa anak-anak "polos" ini untuk bisa membaca kalimat yang panjang. Sesuatu yang absurd terjadi di tengah-tengah kita.

Oleh karena itu pemahaman guru terkait anak-anak berkesulitan belajar tidak cukup selesai ketika mengikuti bangku kuliah atau pemahaman secara parsial, namun semestinya terus diperdalam dan dipahami secara komprehenshif melalui kegiatan bimbingan teknis yang diadakan oleh pemerintah.

Guru mesti terus mengembangkan diri, belajar, berinovasi dan mengembangkan pembelajarannya dengan cara yang relevan dengan kebutuhan murid dan keadaan zaman saat ini.

PembaTIK dan realita penggunaan teknologi dalam pembelajaran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun