Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Stop Sembarangan Unduh Aplikasi

28 Juni 2024   15:49 Diperbarui: 3 Oktober 2024   07:51 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi aneka serangan virus di komputer Sumber: 3.bp.blogspot.com

Kiranya tahun ini adalah tahun di mana kita begitu fokus dengan berita pembobolan situs data  milik pemerintah.  Hal tersebut terjadi karena serangan cyber yang digolongkan sebagai ransomware.  Akibatnya, data milik pemerintah telah terkunci dan terisolasi serta harus menyerahkan uang tebusan jika mau kuncinya dibuka.

Padahal, meskipun pemerintah sudah menyerahkan sejumlah uang, belum tentu ransomware itu akan pergi atau tidak mengisolasi data-data penting tersebut. Tentu saja karena siapapun tidak akan mengenal siapa penyebar ransomware tersebut, perorangan atau justru lembaga pemerintah asing yang ingin mengeruk uang dari negara lain demi sebuah kejahatan yang kita tidak mengetahui secara pasti.

Menurut dewaweb.com ransomware adalah malware yang mengunci dan mengenkripsi perangkat komputer korban dan meminta uang tebusan untuk memulihkan aksesnya. Karena ulah ransomware ini akibatnya beberapa institusi milik pemerintah tidak bisa melakukan aktivitas secara online, sebab data-data yang ada dalam base data tidak dapat dibuka karena telah terkunci dan tidak dapat dibuka sebelum pemilik data mau menyerahkan sejumlah uang seperti permintaan dari penyebar malware tersebut.

Apa yang telah terjadi di dalam institusi milik pemerintah ini ternyata pernah pula penulis alami beberapa tahun yang lalu, yaitu tiba-tiba dokumen yang ada di dalam komputer sama sekali tidak bisa diakses atau dibuka, dan di sana ada pesan bahwa file-file tersebut bisa dibuka jika mau menyerahkan sejumlah uang. Kala itu pengirim pesan itu meminta uang jutaan rupiah. 

Mendapati serangan tersebut komputer yang biasanya digunakan untuk bekerja akhirnya tidak bisa digunakan lagi. Semua file turut terkunci. Bukan hanya file dokumen saja, karena file-file gambar dan video turut menjadi korban. 

Semua dokumen dan file yang ada di dalam penyimpanan internal maupun eksternal tak bisa lagi diakses untuk selamanya. Akibatnya komputer itupun harus penulis servis dan diinstal ulang.

Penyebab malware masuk ke komputer kita

Penulis tidak begitu perhatian dan mengetahui secara pasti mengapa malware itu tiba-tiba masuk ke dalam sistem komputer, sebab banyak aktivitas yang dilakukan. Seperti: masuknya flash disk orang lain ketika meminta file atau dokumen tertentu, melakukan selancar di dunia maya atau browsing dan yang paling mungkin lagi adalah ketika saya mengunduh aplikasi game online.

Pada saat mengunduh aplikasi game online tersebut seperti mendapat peringatan yang isinya kurang lebih bahwa file yang diunduh itu berbahaya, mau membatalkan atau melanjutkan dan penulis memilih melanjutkan lantaran hanya sekedar iseng. Seketika karena kurang peka terhadap serangan cyber seperti virus dan malware tersebut tidak menunggu lama tiba-tiba semua file sudah berganti nama dan tidak bisa dibuka.

Selain karena telah mengunduh file game online, komputer yang digunakan ternyata belum mengaktifkan anti-malware dan windows defender lantaran aplikasi game itu memaksa menonaktifkan windows defender agar bisa menginstal aplikasi game tersebut.

Kesalahannya adalah ketika hendak mengunduh aplikasi tersebut tidak mengetahui situs mana yang aman dan tidak, situs tersebut asli pemilik lisensi program tersebut atau justru penyebar program ilegal yang tujuannya untuk mengusai data-data pribadi. Padahal untuk mendapatkan program atau aplikasi semestinya mengunduh pada situs yang berlsensi resmi dan tidak sembarangan.

Mujur tak dapat dapat diraih dan malang tak dapat ditolak, karena kurangnya pengetahuan terkait serangan malware akibatnya file dan dokumen harus hilang seluruhnya. Padahal dokumen-dokumen dan file-file yang ada di komputer adalah file penting terkait adminstrasi pembelajaran. Belum lagi karena windows-nya juga harus diinstal ulang maka fulus pun harus direlakan lenyap demi komputer bisa kembali seperti semula.

Pelajaran yang dapat dipetik

Bahwa di dunia internet saat ini banyak pihak yang sengaja mengintai dan mencari kelemahan para korbannya. Pada mulanya serangan cyber tersebut berupa virus dan trojan yang telah mendapatkan anti virus dan anti trojan yang banyak dijual produknya di internet, yang kini meskipun banyak serangan virus bisa ditaklukkan dengan program anti virus tersebut. Sebut saja Avast, Smadav, Norton Anti Virus, Avira, Mc Afee dan sebagainya yang harga anti virus tersebut masih terjangkau serta ada jenis antivirus gratis yang pemakaiannya hanya beberapa hari dan selebihnya harus merogoh kocek agar mendapat lisensi.

Bagi penulis yang hanya pengguna komputer untuk keperluan pribadi, biasanya menggunakan anti virus di atas yang didapat secara free, meskipun keamanannya belum terjamin. Tentu saja alasannya untuk menghindari pengeluaran budget untuk hal yang penulis kira waktu itu lebih penting menginstal ulang daripada membeli antivirus yang harganya juga tidak murah.

Sedangkan untuk penggunaan organisasi atau perusahaan, dengan budget yang nilainya jutaan tentu masih bisa terjangkau. Dan m semestinya menjadi perhatian serius agar kerusakan file maupun komputer tidak terjadi.

Selain itu terlepas dari penggunaan antivirus yang semestinya berbayar dan terus diupdate adalah tidak lupa menggunakan antivitus bawaan. Windows defender hakekatnya adalah sistem penangkal virus bawaan windows yang mencegah program dan virus jahat masuk ke dalam sistem.

Sayangnya meskipun windows defender telah tersedia di windows, nyatanya virus dan malware yang lebih kuat begitu mudah masuk jika ada pihak yang memberikan izin masuk. Seperti penulis sendiri yang tidak memperbaharui anti virus dan sistem keamanan windows dengan yang lebih baru. Akibatnya ketika ada file asing yang berbahaya pihak anti vitusnya tidak mendeteksi dan menghapus atau mengkarantina. 

Dampaknya ya tentu saja komputer kita tiba-tiba sakit dan mengalami gangguan ketika digunakan. Bahkan yang membuat menyesal adalah ketika kita begitu abai terhadap file atau virus dan malware jahat yang begitu saja kita biarkan menyusup karena kita telah mengunduh file atau program ilegal tanpa mengetahui dampak negatif yang didapatkan.

Masih beruntung jika windows-nya saja yang rusak, karena boleh jadi komputer pun menjadi mal fungsi dan tidak dapat dioperasikan sama sekali lantaran sudah terkena program jahat tersebut.

Oleh karena itu pelajaran yang dapat kita dapatkan adalah :

1. Berhati-hati ketika hendak mengunduh program atau aplikasi di sebuah situs, boleh jadi pihak penyebar virus telah menyusupkannya ke dalam program tersebut.

2. Hindarilah anti virus gratisan atau ilegal karena kualitasnya tidak terjamin dan justru berbahaya bagi komputer kita dan beralih menggunakan anti virus, trojan  maupun anti malware yang yang bergaransi meskipun harganya lebih mahal.

3. Jangan mudah memasukkan flashdisk asing yang kita kurang begitu yakin kebersihannya dari virus atau malware.

4. Selalu mengupdate atau memperbaruhi sistem penangkal virus bawaan komputer, agar segala macam program jahat bisa ditangkal dengan aktif.

5. Waspada jika mendapati pesan yang dikirimkan di email kita, karena banyak penyebar virus atau malware seolah-olah mengarahkan kita pada situs tertentu yang kita anggap aman, padahal hanya jebakan.

Tulisan ini hanya pengalaman pribadi dan bukan berasal dari ahli di bidang IT.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun