Hai si Soleh, apa kabarmu?
Kujawab saja, baik-baik saja,Â
meski Tuan salah menerka-nerka
kabar saya sungguh bahagiaÂ
Bagaimana dengan Tuan?Â
Tuan lebih soleh dari saya
Setiap hari kau sebut aku si Soleh
meskipun berucap kasar saja aku masih faseh
Melihat yang bening-bening saja mataku terasa meleleh
Apalagi tentang uang, kantung celanaku tertoleh
Jika tak sungkan, rasanya ingin terkekeh
Wahai Tuan, siapakah yang soleh itu?
Apakah sang budak nafsu sepertiku?
Atau jiwa-jiwa meronta kesepian setiap waktu
Berharap ingin menerkam siapa saja yang berlalu?
Jadikan mangsa pemuas sukma sembilu
Dialah si Soleh
Anak-anak yang tak tahu lagi meminta pada siapa
Mimpi tentang harta pun tak ada, atau sekedar cinta
Semua seperti sirna, karam dalam bahtera dunia
miskin papa
Boleh jadi kamu adalah hamba yang soleh
Yang malu ketika tangan-tangan jahil menyuapmu
Atau mengabaikan kata-kata pengorek lukamu
Semua laksana angin lalu
Semoga kamulah si Soleh itu...