Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Derita Hujan

7 Juni 2024   18:17 Diperbarui: 8 Juni 2024   13:04 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

luka-luka, nestapa mulai terkoyak

jatuh bersama petir yang terus bernyanyi

laksana simphoni yang mengobati lukamu

 biarkan suara indah itu menghapus laranya

Itulah cerita hujan di senja ini

adalah semula di kala dini

deburan ombak pantai, hempasan badai

bukan lagi catatan kelam angkasa penuh luka ini

ia ingin menghapus lukanya tapi selalu disalahkan

mengapa ada awan jika hujan tak boleh jatuh?

Mengapa ada titik hujan ketika bumi tak membutuhkannya

jika justru bencana terus bertubi-tubi

jika tangis anak-anak terus menggores hati

nurani seakan-akan gelap lagi

Mengapa hujan selalu salah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun