Pertama, Jika sampah plastik, maka lebih baik mengumpulkannya ke dalam karung bekas. Setiap ada sampah plastik jangan dibakar tapi dikumpulkan sampai banyak, dan jika jumlah dan beratnya sudah lumayan bisa dikilokan ke pengepul barang rongsokan. Lumayan hasilnya bisa untuk beli uang jajan anak-anak.Â
Hal tersebut sering kami lakukan di rumah, daripada sampah dibakar mending dikumpulkan lalu dijual pada pengepul.
Kedua, jika sampah basah atau sisa sayuran, mendingan ditutup dan diberikan ember untuk sampah sayuran dan dimasukkan ke dalam tong dan ditutup dengan rapat nanti akan menjadi pupuk cair atau pupuk kompos. Dan jika sayuran itu tidak hendak dibuat pupuk, maka alternatif lainnya adalah diberikan pada peternak kambing. Sampah sayuran dan buah-buahan sangat disukai para embek.
Ketiga, alternatif paling mudah namun kadang malas melakukannya adalah memasukkan sampah tersebut ke dalam karung dan mengantar sendiri ke penampungan sampah akhir. Hal ini lebih praktis dan tak perlu membayar retribusi sampah yang notabene ditarik dari masyarakat yang memang mendapatkan jasa pengumpulan sampah dari pemerintah daerah.
Akhirnya, sampah adalah masalah yang selalu ada dan muncul di tengah-tengah kita, namun dengan kesadaran mengelola sampah dengan baik akan mengurangi penyakit di lingkungan masyarakat dan mengurangi polusi udara akibat zat beracun dalam asap pembakaran sampah. Janganlah membakar sampah, ketika memanfaatkan atau menjualnya lebih menghasilkan uang.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H