Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bagaimanakah Menjadi Guru yang Bernilai?

22 Juni 2023   21:16 Diperbarui: 23 Juni 2023   14:03 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak berkebutuhan khusus (Tuna Daksa, Tuna Grahita dan Down Syndrom) di SLB N Metro belajar  seni rupa dengan media  dari alam sekitar  (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Guru Yang Bernilai Adalah Yang Mengoptimalkan Nilai dan Perannya dalam Pendidikan

Oleh : M. Ali Amiruddin, S.Ag. 

CGP Angkatan 8 BGP Provinsi Lampung

Sebulan  kita melewati Pendidikan Guru Penggerak, para guru yang berasal dari berbagai institusi, satuan pendidikan dan tentu saja dari berbagai pelosok kota dan daerah. 

Dengan aneka pandangan dan latar belakang pendidikan yang berbeda tidak menyurutkan semua guru yang turut serta menjadi para pendidik pembaharu ini belajar dan menyelesaikan segenap tugas-tugas yang diberikan. Ada rasa lelah, lesu dan lemah. 

Ada rasa bosan, jenuh dan seabrek luapan emosi dari semua peserta yang kita yakini sebuah keniscayaan yang dimiliki semua manusia. Bagaimana tidak, ketika di sekolah kita pun harus memenuhi tanggung jawab sebagai pendidik bagi murid-murid kita dengan sebaik-baiknya. 

Di rumah kita pun harus menempatkan diri sebagai orang tua atau ayah dari anak-anak dan suami dari istri kita, yang itu semua adalah kewajiban yang semestinya ditunaikan. Dan yang menjadi catatan bahwa semua ini harus dijalani dengan senang hati, hati bahagia, dan penuh rasa syukur karena Tuhan masih memberikan kesempatan pada kita untuk terus menempa dan mengembangkan diri agar diri kita bisa benar-benar menunjukkan proses pencapaian sebagai pendidik yang memiliki keteladanan.

Bahkan tak hanya di sekolah dan di rumah, karena lingkungan pun acapkali perlu memahami betapa kita tengah belajar dan  menempa diri, bahwa kita belajar menjadi sosok yang terus tergerak, bergerak dan menggerakkan. Secara naluri dan alamiah, tekanan itu semua adalah ujian dan tantangan yang harus dilewati oleh para guru, terkhusus Calon Guru Penggerak.

Kemudian, dengan tekat yang kuat tersebut, maka di sanalah akan ada value, apakah kita sosok guru yang bernilai atau bahkan tak ternilai? Atau justru sebaliknya belum menunjukkan nilai dan perannya sebagai pendidik yang diidam-idamkan oleh murid-murid kita. Acapkali kita menunjukkan ketidak semangatan dalam bertugas dan belum sepenuhnya kita adalah guru, pendidik dari anak-anak yang hebat. Kita telah mendapatkan amanah dari Tuhan agar kita bernilai dan berperan memfasilitiasi dan memberdayakan tumbuh kembang anak menjadi pribadi yang merdeka dan berdaya guna bagi diri sendiri, keluarga dan tentu saja lingkungan masyarakatnya.

Mendampingi murid dalam Lomba Cipta Baca Puisi Prov. Lampung (dokumen pribadi)
Mendampingi murid dalam Lomba Cipta Baca Puisi Prov. Lampung (dokumen pribadi)

Menjadi guru yang bernilai adalah ketika guru itu memaksimalkan perannya

Seperti yang kita pahami bahwa nilai-nilai dari guru penggerak adalah: berpihak pada murid, mandiri, inovatif, kolaboratif dan reflektif.  

Makna dari masing-masing nilai itu jika dijabarkan adalah ketika menjadi guru yang ingin bernilai, maka berpihaklah pada murid. Guru mengupayakan kepentingan pembelajarannya hanya ingin memaksimalkan potensi murid. Seandainya murid adalah sosok yang berkebutuhan khusus, sejatinya hambatan itu pun adalah kekuatan yang harus diupayakan penemuan sebaik-baiknya dari potensi dan bakat yang dimilikinya. 

Hambatan sudah pasti dimiliki anak-anak berkebutuhan khusus, tapi bagaimana mengoptimalkan kemampuan dan potensinya adalah sebuah keniscayaan. Membimbing murid sesuai kodrat yang dimilikinya, baik kodrat alam dan zamannya, dan tentu saja berlandaskan pada kodrat pribadi yang memang memiliki perbedaan.

Kita mungkin menganggap bahwa setiap anak membutuhkan asupan ilmu dan keinginan yang sama, padahal pada diri mereka ada keunikan dan kelebihan yang butuh sentuhan khusus dalam memaksimalkan pengetahuan dan potensinya, agar mereka mampu memenuhi setiap keinginan baiknya dengan kemampuan yang dimiliki.

Guru yang bernilai adalah guru yang mampu mandiri. Mereka selalu bergairah dan semangat yang tinggi untuk terus tergerak, bergerak dan menggerakkan orang lain yang diawali dari menggerakkan diri sendiri. Bagaimana mungkin menggerakkan murid untuk belajar dengan semangat yang tinggi, jika gurunya sendiri terpuruk dalam kelemahan diri. Malas, lemah dan seperti tak memiliki daya untuk menggerakkan para muridnya. 

Guru yang bernilai adalah guru yang selalu menunjukkan motivasi yang tinggi, semangat yang berkobar dalam melahirkan inovasi-inovasi pembelajaran demi terserapnya pengetahuan, perasaan dan keterampilan tangan-tangan terampil dan penuh inovasi dari para gurunya.

Memang hal ini mungkin dianggap sebuah beban berat bagi kita, tapi ini adalah usaha untuk mencapai nilai yang tinggi dengan inovasi-inovasi yang kita ciptakan walaupun sederhana, demi menaikkan taraf kemampuan peserta didik dengan setinggi-tingginya.

Guru yang bernilai adalah guru yang mampu melakukan kolaborasi. Melakukan kolaborasi bukanlah hal yang mudah dan bukan pula hal yang sulit jika kita yakin mampu melakukannya. Bagaimana mereka bisa meyakinkan murid-murid, kepala sekolah, rekan guru, wali murid, komite dan masyarakat demi mewujudkan pendidikan yang merdeka, pendidikan yang memanusiakan murid.

Meskipun awalnya tidak mudah mengajak orang lain mendukung upaya kita dalam menuntaskan peran guru bagi murid.  Namun secara perlahan dengan kepercayaan diri dan memahamkan orang lain atas apa yang kita usahakan, tentu akan memancing respon dari berbagai pihak. 

Dengan ide-ide yang baik bagi anak-anak, itu semua pada akhirnya akan mendapatkan dukungan dari siapapun, terlepas ada yang menolak, maka sesungguhnya usaha untuk mengajak orang lain dalam berkolaborasi adalah sebuah langkah tepat memulai menjadi guru yang bernilai.

Puncak dari segala pelaksanaan peran-peran guru agar bernilai adalah selalu melengkapi tugasnya dengan refleksi. Refleksi adalah upaya menilai dan menemu kenali kekurangan dan kelebihannya, hambatan dan peluangnya agar di kemudian hari dapat melahirkan solusi terbaik bagi proses pembelajaran yang dilalui.

Bahkan refleksi itu ibarat air jernih yang memasuki tenggorokan ketika kita meminumnya dan kemudian akan menyegarkan tubuh kita dengan kekuatan yang kembali tumbuh untuk melanjutkan lagi pembelajaran yang lebih baik. Mungkin kita akan selalu puas dengan capaian hari ini, meskipun murid-murid seperti sedikit reaksi positif, padahal di sisi itu adalah ruang untuk kembali merenungi diri apa sebenarnya yang masih kurang dan perlu diperbaiki lagi di esok hari. 

Mungkin kita menilai anak-anak dari nilai yang dihasilkan, padahal mereka belum menemukan rasa dan makna dari setiap proses pembelajarannya. Dan inilah nilai seorang guru, yang mampu melahirkan rasa dan makna dari setiap pembelajarannya untuk bekal kehidupan murid-muridnya di sepanjang hidupnya kelak.

Setelah kita memahami betapa bernilainya seorang guru jika memahami nilai-nilai guru penggerak dan memahami konteks peran guru penggerak dalam tugasnya, kiranya sudah sangat jelas bahwa ketika nilai-nilai guru benar-benar diupayakan semaksimal mungkin, maka secara tidak langsung dia akan berhadapan dengan peran lain yang terus mengiringi. Yaitu: menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, dan mewujudkan kepemimpinan murid.

Semua itu akan benar-benar terlaksana, jika nilai-nilai dari guru penggerak tersebut diejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari.

Memimpin pembelajaran adalah ketika guru mampu memaksimalkan potensinya dalam mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid, guru adalah memiliki peran dalam mendireksi, memberikan arahan  pada murid-murid mana kebutuhan belajar yang bisa dipenuhi secara mandiri dengan dukungan guru dan orang tua, Melakukan kontroling, mengarahkan ke arah yang tepat agar murid-murid tidak salah dalam mempelajari pengetahuan, memberikan evaluasi sebatas manakah perkembangan murid yang mesti dipahami oleh guru dan kemudian memberikan layanan selanjutnya sesuai dengan kebutuhan belajarnya.

Mengajak anak-anak dalam pembelajaran yang menyenangkan dengan didasari upaya mengoptimalkan potensinya dan layanan-layanan pengembangan diri yang bisa diikuti. Bahkan cara ini semestinya dilakukan dengan menyenangkan dan memancing rasa ingin tahu yang lebih dalam, sehingga mereka secara tidak langsung ingin memainkannya lagi di esok hari dengan tema-tema dan tahapan atau fase belajar selanjutnya.

Anak-anak akan terlatih mengatur permainan dan belajarnya, sehingga mereka secara langsung diajarkan bagaimana bisa memimpin diri mereka sendiri dan memilih hal-hal yang mereka sukai dengan perasaan gembira.

Yang tak bernilainya lagi ketika guru-guru mampu menjadi coach bagi guru lain. Kita mampu menjadi tempat menampung curhatan-curhatan kecil masalah dalam pembelajaran dan kemudian membangun kolaborasi dan menyelesaikan persoalan itu bersama-sama. 

Ada ruang diskusi yang melibatkan keterbukaan di antara kedua belah pihak atau banyak pihak, yang mana hal itu akan menjadi ekosistem yang baik bagi tumbuh kembangnya lingkungan pendidikan yang saling melengkapi. Ibarat rumah, sekolah bukanlah sebuah bangunan yang kering maknanya. 

Sekolah adalah bangunan yang sarat makna yang disana ada banyak pihak yang saling mendukung dan membantu tumbuh kembangnya. Bisa jadi esok hari sekolah-sekolah itu adalah istana yang megah yang penuh dengan tempat bermain bagi anak-anak. 

Sekolah menjadi tempat yang teduh dan nyaman untuk menggali pengetahuan. Mereka bertumbuh dan terus berkembang menjadi dewasa dengan dukungan dari seluruh warga sekolah, wali murid dan lingkungan sekitar.Dan semoga, mereka mampu membawa diri mereka sendiri menjadi pemimpin masa depan.

Sungguh guru yang bernilai ini adalah yang akan menjadikan keberadaannya begitu bermakna, anak-anak, sekolah, orang tua dan lingkungan begitu merindukan kehadirannya. Beginilah sosok guru penggerak yang diidam-idamkan. Sosok guru penggerak yang benar-benar ideal bagi kita.

Salam dan bahagia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun