Sebaliknya, ketika badai api menghampiri
Kata-kata penuh caci pun jadi tradisi
mengiris jiwa-jiwa kecil nan penuh mimpi
Hai Pemilu, apakah kamu masih layak ditunggu?
Atau hanya tempat mengadu masalah yang tak tentu
seperti mengundang badai bencana rakyatmu?
Ku berharap, kau ada karena kami butuh
bukan sekedar tempat pestanya para perusuh
nada-nada keji mengharu biru
cipta pusara pembunuh waktu
Hai Pemilu, hadirmu tetap kutunggu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!