Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ingin Dukung Indonesia Sehat? Ayo Pelihara Ayam Buras di Pekarangan!

3 Januari 2023   10:38 Diperbarui: 3 Januari 2023   10:41 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beda halnya jika di perdesaan, tentu setiap masyarakat memiliki hewan peliharaan sendiri selain ayam, yaitu: sapi, kerbau, kambing dan sebagainya yang pasti mengeluarkan aroma tak sedap bagi lingkungannya. 

Namun, karena mereka rata-rata memiliki, maka setiap orang merasa mafhum dan memaklumi dengan sistem pembudidaan hewan peliharaan dan hewan ternak di kampung mereka.

Sehingga peluang pasar masih terbuka lebar dan harganya tetap stabil,  dapat dilaksanakan dengan modal kecil-kecilan dan penggunaan lahan terbatas serta dapat diusahakan secara bertahap,  memiliki variasi keunggulan tertentu sesuai dengan daerah asalnya. (Kementan)

Berani memulai, adalah langkah awal pemenuhan gizi keluarga

Banyak orang yang berpendapat bahwa memelihara hewan ternak seperti ayam adalah hal yang mudah. Namun tak sedikit yang merasa malas atau enggan untuk memulainya. 

Hal tersebut dikarenakan rasa ketakutan dan trauma akibat ternak-ternak yang dipelihara acap kali mati karena serangan wabah penyakit yang kedatangannya amat mendadak.

Di pagi hari mungkin ayam-ayam mereka masih dalam keadaan sehat. Tapi di esok hari di antara peliharaan tersebut sudah terkapar. Bahkan ada yang satu kandang yang tidak bisa terselamatkan. Pernah suatu ketika ada tetangga dan kami sendiri yang mengalami musibah kematian ayam-ayam yang telah dipelihara tersebut. Maka dari itu timbullah trauma hingga muncul pendapat "kenapa memelihara ayam, lha wong pakannya mahal, harga jual murah dan kalau terkena penyakit semuanya mati."

Inilah faktor yang sepertinya menjadi pengalaman traumatis yang dialami masyarakat desa dalam memelihara hewan ternak di rumah mereka.

Namun, sebagai masyarakat desa, tentu pengalaman kerugian akibat ternak atau peliharaannya mati tidak lantas menjadikan trauma berberkepanjangan. Kenapa, karena semua musibah bisa diambil pelajaran bahwa kematian ternak bisa dicegah dengan vaksin atau obat-obatan yang tersedia di toko-toko pakan ternak atau kios obat-obatan bagi ternak ini.

Terkait bagaimana teknik pemeliharaannya, tentu saja bisa bekerja sama dengan anggota keluarga lainnya, seperti bagaimana berbagi waktu ketika memberi pakan dan membersihkan kandangnya. Sedangkan untuk pakannya bisa dengan pelet, dedak, jagung atau sisa-sisa makanan yang ada bisa menjadi bahan pakan bagi ternak yang dipelihara.

Ternak ayam di rumah bukan harus dengan kandang yang habisnya ratusan juta rupiah, tapi memelihara beberapa ekor saja sudah cukup menjadi tempat hiburan dan sumber pendapatan keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun