Beberapa saat yang lalu saya membuka Kompasiana, dan mulai membaca beberapa artikel yang ada. Tiba-tiba mata ini terpancing untuk melihat video yang di tayangkan di laman blog bersama ini.
Apa yang ditunjukkan? Yakni nampak beberapa anggota kepolisian yaitu anggota Babinkamtibmas yang membagikan paket ke rumah-rumah warga.
Aksi tersebut dilakukan dalam rangka program Babinkamtibmas Tangguh seperti judul dari video tersebut. Di mana secara angsung para aparat keamanan ini memberikan santunan yang saya tidak mengetahui apa isinya. Walaupun saya tidak mengetahui apa isinya, yang pasti kegiatan ini patut dan sangat perlu untuk mendapatkan apresiasi dari masyarakat Indonesia.
Kegiatan ini tentu saja untuk mengikat kembali silaturrahmi dengan warga dan menunjukkan wujud kepedulian kepada masyarakat di mana aparat ini bertugas.
Bahkan tidak hanya berbentuk pembagian bingkisan misalnya, karena di setiap Ramadhan, para anggota kepolisian memiliki agenda silaturrahmi ke masjid-masjid atau mushola bersama Muspida atau pemerintah daerah setempat.
Wujud pemberian santunan dan silaturrahmi tersebut merupakan salah satu fungsi dari Kepolisian dalam rangka menciptakan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat.Â
Selain silaturrahmi tentu saja ada sambung rasa dan saling berkomunikasi antara pemerintah dan rakyat. Karena hanya dengan cara-cara demikianlah hubungan emosional akan selalu terjadi. Ditambah lagi ketika masyarakat memiliki keluhan-keluhan atas keamanan daerahnya, tentu pihak aparatur negara ini memiliki informasi yang valid dan dapat ditindaklanjuti dengan aksi yang humanis.
Sebab, silaturrahmi mesti dipupuk dan dipertahankan agar hubungan antara masyarakat dan aparatur negara selalu harmonis di tengah-tengah maraknya aksi kejahatan yang bisa membawa keresahan bagi masyarakat. Selain itu tentu saja ingin selalu menjadi bagian masyarakat dan terus memastikan bahwa dalam situasi Ramadhan keamanan dan ketentraman tetap terjaga.
Memupuk Pemahaman bahwa Polisi adalah Pengayom Masyarakat.
Banyak hal yang terjadi di tengah-tengah masyarakat kita. Baik aneka kesalahan yang dilakukan oleh oknum aparatur negara ini, atau publik pada umumnya.Â
Karena kesalahan oknum dan sengketa antara aparat dan masyarakat acapkali menimbulkan sentimen, gap, suudzon dan aneka rasa kecewa dari kedua belah pihak.