Cuitan tersebut menunjukkan bahwa meskipun ia bukan bukan orang Padang, kesukaan masakan Padang sudah mendarah daging semenjak kecil.
Dan aneka cuitan di Twitter dan status-status media sosial  lainnya yang menunjukkan penolakan atas ajakan untuk merusak kekayaan kuliner nusantara ini.
Selain aksi penolakan berupa cuitan di Twitter, banyak pula tulisan-tulisan karya pengguna internet yang menyuarakan penolakan ajakan aksi boikot masakan padang.
Masakan Karya Fenomenal disukai Presiden Jokowi, Kenapa Dimusuhi???
Fenomena viral aksi ajakan untuk memboikot masakan Padang merupakan fenomena yang sungguh tidak bisa diterima akal sehat. Kenapa? Sebab apa salah masakan kok tiba-tiba harus dimusuhi dan diboikot lantaran persoalan politik yang tidak ada kaitannya dengan makanan tersebut.
Dan seandainya ketidaksukaan pada masakan karena sebab-sebab dilarang dalam agama (Islam) tentu ajakan boikot juga tidak dibenarkan, apabila makanan itu memang dikonsumsi oleh pemeluk agama yang secara jelas membolehkannya.
Nah, jika diarahkan sebagai bentuk kekesalan karena kekalahan dalam Pilpres, yang mana pasangan Jokowi dan Ma'ruf Amin kalah di Sumatera Barat tentu hal ini tidak dibenarkan. Apalagi tim pemenangan Jokowi Ma'ruf sendiri menentang aksi boikot ini lantaran menyadari bahwa aksi-aksi boikot terhadap makanan justru tidak pantas dilakukan. Apalagi masakan Padang sudah menjadi ikon makanan nasional yang melegenda (khususnya rendang) dan sudah diakui oleh dunia sebagai makanan terenak saat ini.
Belum lagi jika dikaitkan dengan adanya aturan pelarangan (pengurangan volume adzan) dan karena dianggap penyamaan dengan anj*ng, tentu hal ini pun tetap tidak dibenarkan. Apa salah makanan yang halal dan kekayaan nusantara jika harus dimusuhi lantaran persoalan yang tidak ada hubungannya dengan makanan tersebut. Selain tidak ada hubungan dengan makanan, adanya aksi boikot tersebut tentu sangat mengecewakan dan tidak akan diterima oleh Presiden Jokowi selaku sosok yang begitu mendukung berkembangnya hasil karya daerah hingga go internasional.
Jika aksi boikot masakan Padang ini karena urusan politik, sebaiknya dihentikan, lantaran ini adalah sebuah aksi yang tidak dibenarkan dan di luar nalar. Karena persoalan politik sungguh tidak patut harus dilibatkan pada hasil karya masakan anak bangsa. Di satu sisi menunjukkan arogansinya, di sisi lain menunjukkan bahwa sikap tersebut tidak mencerminkan sikap mencintai hasil karya Nusantara.
Bahkan menurut saya sungguh sangat berbahaya jika aksi ini mendapatkan aksi balasan serupa untuk memboikot makanan lain  seperti pecel lele, sego liwet, gudeg jogja, coto makasar, pindang, dan lain-lain, yang jelas-jelas merusak tatanan budaya kita.
Salam
Metro, 18/3/2022